Mohon tunggu...
Yunuraji P
Yunuraji P Mohon Tunggu... Penulis - Orang biasa

Warga biasa yang masih berjuang dalam hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerbung] Cerpen | Manusia Misteri : Liburan (1/2)

20 Mei 2020   12:34 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:28 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kami sangat menayangkan kejadian ini. Dan kami tahu persis bahwa organisasi teroris bernama Meta sebagai dalangnya, berdasarkan barang bukti yang kami temukan di lapangan menunjukkan bahwa kejadian teroris ini dilakukan oleh mereka. Maka dari itu kami menghimbau bagi masyarakat agar tetap waspada dan jaga diri kalian dari Coyot-20 serta apabila kalian melihat organisasi terlarang ini, maupun orang-orang yang memiliki tanda bahwa mereka ikut dalam organisasi tersebut, maka kami minta untuk anda semua segera melapor kepada kami tanpa ragu." Kata kombespol Suryavahman Setiabudi dalam pernyataan terbuka setelah gambar gedung rusak berganti menjadi pernyataan dari polisi yang mengusut kasus tersebut. Tampak aku mengikuti berita tersebut kemudian aku menyuap makanan ke dalam mulut.

"Mengerikan sekali. Apakah kota ini akan bernasib sama, mengingat beberapa orang yang mami tahu ada di sekitar kota ini ikut dalam organisasi tersebut? Semoga kota ini dilindungi olehNya dari segala marabahaya yang ada." Kata Mami Mira sambil ikut duduk bersama.

"Kalau maksud Mami adalah kota Banjalga, maka kurasa pihak berwenang pasti langsung tahu. Apalagi ada beberapa kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas lain yang tidak sejalan dengan organisasi terlarang tersebut." Tukasku. "Lagipula, bukannya Mami melihat beritanya beberapa kali? Jadi bagiku bukan yang pertama kalinya mereka melakukan tindakan nekat tersebut..."

Setelah itu kami sedikit berbincang seru sebelum berita di tivi menampilkan berita lain yang dimana baik Mami Mira maupun aku sudah tidak begitu mengingat marabahaya yang mungkin saja terjadi kedepannya. Atau mungkin tidak. Entahlah. Lagipula kalian begitu kepo sekali dengan adegan ini.

***

"Semua sudah dibawa, ganteng?" Tanya Mami Mira sambil memeriksa kembali apakah barang yang aku bawa cukup ataupun kurang.

"Sudah semua mams." Kataku sambil berbaring di kasur.

"Loh, kok malah malas-malasan dikasur?" Tanya Mami Mira sedikit kebingungan.

"Loh, emang mami gak tau ya kalau sistemnya nanti dijemput disini." Kataku sambil menaruh jari di sekitar kacamata yang aku kenakan. Ada beberapa kabel yang sudah terhubung di sekitar tengkuk dan kacamata yang aku kenakan.

"O, iya ya. Kan sekarang sudah canggih sekali ya." Lalu aku melihat Mami Mira sedikit menghela nafas, pelan sekali hingga mungkin hanya beberapa yang mampu menyadarinya. 'Sebentar lagi pasti dia akan bercerita tentang pengalaman hidupnya nih. Padahal tidak sama sekali kelihatan loh di usia kepala tiga tapi aslinya ia hidup di jaman boomer atau lebih...' gumamku dalam hati sambil menduga-duga usianya saat ini.

Dan benar saja dugaanku. Kini ia bercerita bahwa hidupnya dahulu sangat sulit sekali, apabila dibandingkan dengan keadaan saat ini. Bahkan ketika usianya sekitar kepala dua bisa menggengam ponsel pintar saja sudah merupakan pencapaian yang luar biasa. Kemudian ia bercerita bahwa media sosial yang dahulu merajalela seperti lambang huruf F dan burung berwarna biru saja kalah dengan aplikasi berlambang seperti segitiga terbalik dengan ujung kanan garis yang tidak begitu menyambung dengan segitiga tersebut serta aplikasi bergambar notasi balok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun