Mohon tunggu...
Yunuraji P
Yunuraji P Mohon Tunggu... Penulis - Orang biasa

Warga biasa yang masih berjuang dalam hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerbung] Cerpen | Manusia Misteri : Liburan (1/2)

20 Mei 2020   12:34 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:28 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tempat ini Maksudmu aku sedang bermimpi atau bagaimana?" Tanyaku masih mencoba bertingkah konyol kepada Jin yang menurutku sedikit aneh.

"Tentu saja...!" Katanya sedikit marah, sebelum kemudian ia berkata "Tidak! Mungkin aku hanya akan mengirimkanmu kepada Davy Jones atau Lucifer langsung, sekalian menitipkan salam untuk mereka."

"Baiklah, anak muda. Sepertinya kamu masih terlalu dini untuk menghadapiku. Namun jangan kuatir, karena kita akan kembali bertemu suatu hari atau saat lagi. Sementara itu aku akan memberikan sesuatu untukmu. Selamat tinggal, anak muda." Katanya kemudian ia mengangkat tangan kanannya. Dari tangannya muncul cahaya yang terlalu menyilaukan mata sehingga aku tidak sanggup lagi melihat apa yang ada di sekitarku atau apapun yang terjadi berikutnya.

Sayup-sayup aku mendengar Mami Mira berkata, "Syukurlah kamu sudah bangun. Ayo siap-siap."

'Syukurlah kalau semua itu hanyalah mimpi', gumamku ketika aku menyadari bahwa semua itu hanya mimpi. Beberapa saat kemudian aku merasa agak sedikit aneh di rambutku. Seperti ada yang menempeli rambutku dengan permet karet. Segera aku mencari cermin untuk memeriksa apa yang terjadi. Ternyata aku melihat beberapa ujung rambutku memiliki warna yang berbeda dengan warna umumnya. Aku menduga itu merupakan oleh-oleh dari Razzak si Jin tadi. Aku berusaha menutupinya dengan menyebutkan beberapa kata yang tidak mungkin kalian pahami. Beberapa saat kemudian benda tersebut sudah hilang, disamarkan oleh rambutku yang lain agar tidak mudah diketahui oleh siapapun, termasuk Mami Mira.

"Tomi sayang. Waktunya berangkat, sayang..." Katanya.

"Iya, Tan... Maksudku, mams. Sebentar..." Kataku sambil merapikan sedikit kasur hingga (terlihat) sedap dan enak dipandang. Heh, jangan tanya aku maksud kata 'sedap' disini, oke?

***

Setelah mandi dan sikat gigi ala kadarnya, aku bergegas ke ruang makan untuk sarapan bersama Mami Mira.
Dan benar saja, Mami Mira sudah menungguku sambil menggoreng telur di ruang dapur yang sangat berdekatan dengan ruang makan berikut ruang keluarga di bagian depan ruang makan.

"Sudah benar-benar bangun, Tomi sayang?" Tanya Mami Mira memeriksa diriku yang dimana aku sendiri tengah menyiapkan piring untuk dua orang dan centong nasi untuk makan berdua.

"Tentu saja." Jawabku yakin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun