Mohon tunggu...
Wiratmaji AdiPermana
Wiratmaji AdiPermana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bernafas dengan banyak gaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langit Malam Di Balik Jendela

21 Januari 2025   12:40 Diperbarui: 21 Januari 2025   12:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di sini lebih tenang," jawabku tanpa beralih pandang.

"Kamu tahu kan, kamu nggak bisa seperti ini terus?"

Aku mendengus, separuh hati. "Apa maksudmu?"

"Kamu bisa pergi, Lin. Atau setidaknya... berhenti mengingat langit yang nggak lagi sama," katanya, memandang lurus ke arahku. "Kepergian Candra itu bukan salah kamu."

Dua kalimat itu cukup untuk mengguncang pertahananku yang sudah rapuh. Aku menunduk, menggigit bibir untuk menghentikan getar di dada.

"Kalau aku ikut waktu itu, mungkin hasilnya beda," ucapku lirih.

"Tapi kamu nggak ikut, Lin," Rinai memotong dengan suara yang tajam tetapi lembut. "Dan itu bukan salah siapa-siapa. Kadang semesta memang kejam tanpa alasan."

Aku diam, tidak membantah. Sebagai sahabatku, Rinai terlalu mengenalku. Dia tahu aku masih membawa rasa bersalah karena membiarkan Candra mendaki sendirian ke gunung itu, meski aku tahu betul rute pendakian musim itu sedang buruk. Tetapi dia keras kepala. Dan aku? Aku bahkan tidak berusaha lebih keras untuk menghentikannya.

Rinai menghela napas panjang, kemudian berdiri untuk mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah buku bersampul cokelat muda, dengan pinggiran halaman yang sedikit menguning.

"Kamu tahu ini?" Dia menunjukkan buku itu. Aku menggeleng.

"Ini buku catatan yang Candra selalu bawa," katanya sambil menyerahkan buku itu kepadaku. "Petugas SAR menemukannya di dekat sebuah gua, di puncak. Aku nggak tahu kenapa mereka baru menyerahkannya sekarang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun