"Alasan pemindahan ibu kota karena Jakarta banjir, macet, polusi dan lain-lain. Alasan ini sedikit besarnya menohok kapasitas Jokowi sendiri dalam memerintah.
Karena bukankah salah satu program besar Pak jokowi saat jadi gubernur dan presiden, adalah tentang menangani keruwetan di Jakarta, yang didalamnya termasuk banjir, macet, polusi dan lain-lain," katanya.
Ia menyebut, bila alasan Jokowi karena permasalan tersebut, secara tidak langsung Jokowi 'mengonfirmasi' kegagalannya dalam memenuhi janjinya.
Apa yang disampaikannya tersebut adalah merupakan apa yang dia fahami tentang janji-janji Jokowi, meskipun alasan sebenarnya pemindahan Ibu Kota secara substansial bukanlah didasari oleh hal-hal yang dia sebutkan diatas.
Selain itu Sherly juga mempertanyakan soal pemerataan, yang merupakan salah satu tujuan Jokowi untuk pemindahan Ibu Kota.
Ia ragu bila pemindahan ibu kota ke Kalimantan bisa menjamin pemerataan pembangunan.
"Apakah ada jaminan bila ibu kota dipindah ke daearah akan ada jaminan pemerataan pembangunan akan membaik? apakah tidak akan memunculkan konflik baru, misal kecemburuan sosial," tuturnya.
Pertanyaan-pertanyaan kritis Sherly ini sangatlah konstruktif, dan memang perlu diperhatikan, meskipun diyakini Jokowi sudah mempertimbangkan semua hal-hal yang disampaikan Sherly.
Sebagai Millennial, aspirasi Sherly ini sangat patut diapresiasi, karena apa yang disampaikannya adalah sebuah bentuk kekuatiran dari golongan Millennial, yang memiliki perhatian terhadap kerja Pemerintah.
Bahkan Sumber dana Pemindahan Ibu Kota pun turut dibahasnya dalam diskusi tersebut. Karena menurutnya dana pemindahan Ibu Kota tersebut pastinya sangat besar, dan ada hal lain yang lebih perlu mendapat perhatian.
"Sementara di sisi lain ada pekerjaan yang lebih mendesak, seperti penganggruran, lapangan kerja, BPJS, BUMN strategis. Jangan sampai pemindahan ib kota ini mengeyampingkan hal yang seharusnya menjadi utama," jelasnya.
Atas dasar tersebut, Sherly Annavita menyimpulkan kalau rencana pemindangan ibu kota ini masih belum perlu dilakukan.