Mohon tunggu...
Thomas aji
Thomas aji Mohon Tunggu... -

numpang lahir di pyongyang bandtools gede di newyorkarto skrang bertahan hidup di njakarta dan ternyata tidak hanya sekedar hidup tapi bener bener hidup. Merdeka!!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jogja Istimewa, Serpong Juga

1 Oktober 2015   18:18 Diperbarui: 1 Oktober 2015   18:30 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miss Cicih tersenyum, mungkin beliau tersinggung dengan pertanyaan saya yang meremehkan. Tidak ada tempat istimewa di serpong yang pantas dimegahkan dan dikisahkan. Tidak ada peristiwa heroik penuh tetesan keringat darah dan airmata disana.

“Buat saya, serpong istimewa karena.........”
Miss Cicih diam sejenak.Mungkin agak ragu meneruskan. Takut diremehkan lagi. Jantung saya dag dig dug menanti kelanjutanya. Setelah terdiam beberapa detik beliau meneruskan

“Karena...... Ada papa mama disana.”

Saya terdiam, tidak terkejut. Itu jawaban yang umum. Kita kangen pingin pulang karena ada orang tua disana. Tapi kan persoalanya bukan sekedar ada orang tua atau tidak. Meskipun orang tua saya tidak di Jogja saya tetep merindukan jogja.

“Cuma itu miss?”

“Habis apalagi?” miss cicih balik bertanya.

“Ya maksud saya, apa tidak ada alasan lain? Kalo cuma karena oran tua ya wajarlah. Sudah umum.Dimana mana orang mudik karena ada orang tua.”

Miss Cicih tersenyum lagi

“Di serpong itu ada rumah, dan keluarga kami berkumpul semua disana. Ga hanya papa mama tapi juga cici dan adik adik saya semua ada disana. Mama pingin semua kumpul dekat dengan keluarga. Meski adik saya ada yang cowok tetap mama maunya semua ngumpul jadi satu. Susah senang semua dirasakan bersama, kalo enggak ngumpul itu mama sering cemas dengan kondisi anak anaknya. Memang sih cuma saya yang paling sering diperhatikan sama mama, tapi itu karena saya yang paling jarang ketemu dengan keluarga. Yang lain bisa tiap hari atau paling lama seminggu sekali, saya cuma sebulan sekali bisa ngumpul........”

Selanjutnya beliau yang mengambil alih pembicaraan, saya mendengarkan. Bagaimana cinta orangtua kepada anak anaknya dikisahkan. Perjuangan untuk menghidupi keluarga besar dengan kasih sayang, tanpa ada satu yang merasa paling diunggulkan. Dan rasa cinta itu mengalir kepada miss cicih dan saudara saudarinya. Semua saling memperhatikan tidak ada yang terlupakan. Jika yang satu menderita, semua turut merasakan. Yang satu bahagia semuapun ikut bahagia, dan itu dirayakan bersama.

Kali ini saya terdiam. Kebingungan, apa yang harus dibantah, Atau apa yang harus ditanyakan. Tak perlu ada pertanyaan dan bantahan. Semua sudah terang. Kelurga yang membuat istimewa. Dan kebetulan keluarga ini tinggal di serpong jadi serpong pun berhak menyandang status istimewa. Seperti halnya Jogja istimewa karena pemimpinnya serpong pun ikut dan berhak merasakan keistimewaan itu. Semua karena keluarga, tempat belajar kasih sayang, belajar mencintai tanpa syarat, belajar kejujuran, belajar ketulusan. Semua berawal dari sebuah keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun