Mohon tunggu...
Muhammad Hujairin
Muhammad Hujairin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di Palembang, Sumatera Selatan dan menyukai ekspedisi keliling Indonesia untuk melihat berbagai macam kultur dan budaya. Menulis dan membaca adalah hobiku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Interview Rahwana; Sang Resi

30 November 2011   15:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merauke, 25 September 2009, sebuah interview yang cukup panjang dengan Rahwana, seorang tokoh yang terjebak menjadi orang ketiga dalam percintaan Rama dan Shinta pada epilogi Ramayana, hingga mengakibatkan porak poranda-nya Diraja Alengka yang mahsyur. Interview ini adalah salah satu dari proyek Quantum Leap yang mencoba mengkaji ulang setiap sejarah manusia. Laporan ditulis lengkap oleh Sang Aji.

Sang Aji : Selamat datang...ehm..enaknya saya panggil apa ya? Kangmas..Pak, Mister, Sir, Sayyid, Tuan..atau apa ya..?

Rahwana : Kira-kira ‘njenengan’ sendiri sukanya manggil apa? (sambil tersenyum simpul memancarkan kearifan yang tiada taranya)

Sang Aji : aduh... sampeyan ini kok emang HALP ya..?

Rahwana : HALP? Apaan tuh?

Sang Aji : High Attitude Low Profile..meski sempat menjadi seorang Raja bahkan Diraja Alengka tapi tetap aja low profile gitu..

Rahwana : Hahaha..jangan terlalu memuji ah.. sejarah sendiri telah memojokkanku sebagai tokoh antagonis sepanjang masa..wajah saya telah diingat oleh kehidupan ini selama berabad-abad sebagai pesakitan.......(air muka Rahwana tampak mulai berubah, matanya terlihat mulai berkaca-kaca).

Rahwana : oya.. panggil nama saja, Ravi..nama kecilku (tampak kembali tersenyum). Trus saya panggil anda apa?

Sang Aji : panggil Aji saja, biar lebih akrab

Saya pun tersenyum..dalam hati kecil seolah tak percaya seorang sosok yang terlihat arif, berwibawa, cerdas dan supel ini dikenang sebagai penjahat cinta sepanjang masa. Membayangkan Weda dan Sastra menggambarkan lelaki gagah di depan saya ini sebagai sosok berkepala sepuluh (Dasamukha), tetapi..kenyataannya, saya sangat terkesan dengan sikapnya yang santun dan low profile. Seandainya saya jadi wanita, tentu akan kuuber-uber dia walau sampe ke selangkangan onta sekalipun.

Rahwana : ehm ehm..mas Aji..jadi nggak nih interviewnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun