Mohon tunggu...
Aji Putra
Aji Putra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Satu langkah kecil akan mendekatkan kita kepada tujuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korban Politik Sholahudin Al Ayyuby

12 November 2010   20:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat sang Sultan datang pada hari berikutnya, tembok-tembok masih tetap sedia kala, si pesakitan tertidur karena kelelahan dan lapar yang menyayat, Carcush heran dengan perhatian sang Sultan, ia membuka pintu penjara, berupaya mendahului Sultan, hingga membangunkan si pesakitan, namun sang Sultan mengisyaratkan agar ia tetap berada diluar.

Suhrowardy terbangun mendengar suara gaduh, tetapi ia tetap berda ditempatnya, ia mengambil posisi seperti orang sholat, sehingga tak tampak tubuhnya bersedeku dan menghinakan diri didepan seseorang. Sang Sultan termenung sebentar, apakah ini orang yang di perbincangkan semua pelapor? apakah ini cuma sisa-sisanya? dalam hatinya ia berbisik: "Wahai jasad lemah yang mampu mengobarkan fitnah yang agung".  Syeikh juga ikut memandang, ia menyadari bahwa Sultan seorang diri sedang berdiri berhadapan dengannya, tidak nampak padanya tanda-tanda enggan dengan keadaan ini. Syeikh berkata pelan:

" Tidakkah anda ucapkan salam padaku wahai paduka.... tidak pula tuan mengetahui diriku tanpa bantuan orang lain?'

Sultan merasa jengkel, "orang tua yang cerdik berpura-pura bodoh" desis sang Sultan sambil terdengar bunyi gemeretuk giginya.

- " Mungkin hanya aku satu orang yang tidak mengetahui sultan Sholahudin.."

Tidak nampak perubahan pada posisi tubuh sang syeikh, ia tak berupaya bangun, duduk sebagaimana bersiap-siap untuk sholat. Selanjutnya ia berkata:

"Aku akan memperlihatkan kepada tuan, tidak menyaksikan dengan mata mata telanjang, pandanganku tiada berpindah kecuali melihat posisi remeh dari tuan, aku tidak melihat kecuali jasad tuan yang rapuh dan kekuasaan tuan yang terbatas, dibatasi dengan kekuasaan Alloh yang tunggal lagi maha menang.

Sang Sultan berkata dengan ragu:

- " Jangan kau persulit diri dengan bermain kata-kata, aku tidak suka dengan ahli ilmu kalam, orang-orang sufi, filosof, dan omong kosong apapun darinya, aku hanya seorang yang berperang dan berbuat, dan kau berdiri dijalanku, merobohkan apa yang sedang ku upayakan".

Syeikh berkata:

- " Barang seharipun aku tidak berdiri di jalanmu, aku hanya memerangi kekufuran dengan jalanku, ku serang musuh-musuhmu, laskar-laskar penghisap yang merusak ciptaan Alloh, dan menghancurkan bejana yang akan dibuat sebagai wadah dari hasil pencapaiannya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun