Menurut Bimo, kata-kata ini sarat dengan person moral yang bagus, agar kita bisa menahan diri, melakukan sesuatu jika memang dibutuhkan, agar apa yang dilakukan tidak mubazir, karena mubazir itu perbuatan setan.
Makan pun kita harus sesuai kebutuhan, dan tidak berlebih-lebihan. Makan yang berlebih-lebihan akan menimbulkan penyakit malas. Itu menurut Bimo, bahkan makan yang berlebih-lebihan itu akan melahirkan sipat yang tamak.
Selalu ada yang dia sampaikan, dalam situasi apapun. Semua itu tidak sekadar dia katakan, tapi juga dia amalkan. Entah siapa yang menjadi gurunya, sehingga dalam usia yang masih muda dia sudah berpikir cara para sufi, yang cermat dalam mengucapkan perkataan, dan sangat penuh kehati-hatian dalam perbuatan.
Menemukan Bimo bagiku seperti menemukan seteguk air dipadang tandus, filosofi hidup seperti yang diamalkan Bimo tidaklah terlalu dipedulikan oleh kalangan milenial sekarang ini, yang mengikuti perubahan arus yang begitu cepat, dan mudah terkontaminasi oleh gaya hidup kekinian.
Bagiku apa yang perlu aku ketahui, perlu aku sampaikan, tidak terlalu peduli apakah masih nyambung atau tidak dengan pola pikir generasi kekinian. Yang aku tahu, apa yang disampaikan Bimo adalah sesuatu yang memang patut dijadikan bahan renungan. Zaman boleh berubah, tapi makna dan nilai kebaikan tidak akan pernah berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H