Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

[Coretan Ramadhan 03] Tentang Kesabaran dan Keikhlasan

25 Maret 2023   18:55 Diperbarui: 25 Maret 2023   19:01 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan di dunia tentunya begitu banyak lika-liku yang membentang panjang tanpa tepian. Setiap jalan ada rintangan, setiap tujuan ada tantangan, setiap keinginan ada pengorbanan, setiap pencapaian ada ujian. Dari sana pula kita mendapat sebentuk pelajaran, bagaimana kita dalam menempuh dan menjalani setiap prosesnya, godaan yang datang bertubi-tubi, kehampaan yang menyelimuti, harapan yang tak datang dengan sendirinya senantiasa kata "menyerah" memenuhi benak pikiran kita.

Ikhlas dan sabar kata yang senantiasa di lantunkan, tak ada kesulitan dalam ucapan, namun bagaimana dalam perjalanan... Bukankah sangat sulit dijalankan?

Untuk mengisi catatan di bulan suci Ramadhan ini, tak ada salahnya bila kita kembali mengulas tentang bagaimana sebenarnya kesabaran dan keikhlasan, sebagai bekal selama menjalani kehidupan di dunia. Semoga kita menjadi manusia yang beruntung, dengan mengambil pelajaran di hari kemarin, memperbaiki di kehidupan sekarang, dan berbahagia di masa depan...

Banyak referensi yang menjelaskan apa itu ikhlas, ciri-ciri ikhlas, sampai tingkatan-tingkatan ikhlas. Seperti yang dijelaskan dalam informatics.uii.ac.id, ikhlas merupakan suatu sikap untuk merelakan sesuatu yang dianggap paling baik dengan harapan mendapat ridho dari Allah. Disebutkan pula dalam artikel tersebut bagaimana ikhlas dibagi menjadi tiga bagian yaitu; ikhlas awam, ikhlas khawas, dan ikhlas khawas al-khawas.

Dikutip dari almanhaj.or.id, ikhlas memiliki definisi yang cukup beragam. Para ulama menggambarkan definisi ikhlas, di antaranya: ikhlas merupakan perbuatan untuk memurnikan tujuan dalam mendekatkan diri kepada Allah, kemudian ikhlas merupakan pengesaan Allah dalam beribadah kepada-Nya, serta ikhlas sebagai pembersihan dari pamrih kepada makhluk.

Dalam Eduprof: Islamic Education Journal, artikel dari Taufiqurrahman, T. (2019), dengan judul Ikhlas dalam Perspektif Al Quran. Menyebutkan bahwa Ikhlas merupakan kesucian hati dalam beribadah atau beramal untuk menuju kepada Allah.

Masih mengacu dalam jurnal tersebut, dalam ikhlas terdapat lima aspek, berupa: (1) ikhlas dalam arti pemurnian agama, (2) ikhlas dalam arti pemurnian agama dari hawa nafsu dan perilaku menyimpang, (3) ikhlas dalam arti pemurnian amal dari bermacam-macam penyakit dan noda yang tersembunyi, (4) ikhlas dalam arti pemurnian ucapan dari kata-kata yang tidak berguna, kata-kata buruk, dan kata-kata bualan, serta (5) ikhlas dalam arti pemurnian budi pekerti dengan mengikuti apa yang dikehendaki oleh Tuhan.

Dari penjelasan di atas, menunjukkan bagaimana mudahnya menyebut kata Ikhlas dan sulitnya menjalankan kata ikhlas. Diperlukan kesucian hati dan pikiran, ketakwaan kepada Tuhan, kesucian diri dari pengaruh hawa nafsu serta hal-hal yang tersembunyi. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat serta beragama (hamba dengan sang pencipta), tak jarang kita sebagai manusia dipenuhi trik dan intrik untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tak jarang pula kita "tukar tambah" dalam beribadah dengan Tuhan.

Kerakusan menjadi fondasi kehancuran dalam kehidupan, kita sering sekali terburu-buru dalam melakukan sesuatu menginginkan hasil yang instan dan tak jarang kita melakukan kecurangan. Menunggu memang hal yang menyebalkan, lalu bagaimana dengan kesabaran? Apakah cukup menyebalkan, atau memang sangat menyebalkan?

Secara sederhana artian sabar adalah sebuah sikap dalam kita menahan keinginan atau dalam menahan emosi. Sikap sabar merupakan kemampuan untuk bertahan di dalam kesulitan, melibatkan ketekunan dalam menghadapi penundaan, menggambarkan sebuah sikap yang dapat mentoleransi dalam keadaan terprovokasi dengan menanggapi secara hormat, atau kesabaran dalam menghadapi situasi di bawah tekanan (masalah jangka panjang). Dengan kata lain, sikap sabar sendiri merujuk pada suatu karakter manusia yaitu ketabahan.

Artikel dari an-nur.ac.id menuliskan bahwa "Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti menahan, mencegah atau tabah. Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah".

Sabar sendiri maknanya sangat luas, tidak hanya menahan diri dari hal-hal yang tidak sesuai aturan Allah SWT, namun juga menahan diri dari nafsu, menahan diri saat diberi kelapangan maupun tatkala dihadapkan dalam situasi yang sempit (fpscs.uii.ac.id).

***

Ikhlas dan sabar merupakan satu kesatuan yang saling terhubung dalam proses kita menjalani kehidupan di dunia, baik kehidupan dalam bermasyarakat maupun kehidupan beragama (hamba dengan sang pencipta).

Sebagai seorang manusia, mempunyai sikap ikhlas dan sabar tentunya bukanlah suatu hal yang gampang. Dibutuhkan perhatian dan kesungguhan dalam mencapainya, memerlukan kerendahan hati dan senantiasa mensyukuri apa yang ada dan dimiliki.

Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, sepertinya bukanlah suatu "kefrustrasian" dalam perjalanan kehidupan. Karena kita tahu bahwa di dalam semua ini, terdapat sang maha pengatur dan sang maha penyeimbang. Tentunya tak berlebihan bila disarankan untuk berserah diri pada Tuhan agar mendapatkan kelapangan dalam kehidupan, sehingga langkah tak lagi gontai dan lincah dalam mencapai pengharapan.

Perlunya melihat luasnya dunia dari berbagai sudut pandang kita, tak perlu lagi membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, yang mana hanya memupuk rasa iri dan dengki dalam hati serta melenyapkan rasa syukur diri, menghargai kehidupan dengan tanpa menilai dan membanding-bandingkan, bahkan mengukur-ukur pencapaian. Karna, terjalnya jalan dan tanjakan tak bisa disamakan pada setiap orang.

Semoga Ramadhan kali ini kita dapat lebih memupuk kesabaran dan keikhlasan kita, dalam kehidupan bermasyarakat juga beragama (hamba dengan sang pencipta). Sehingga kita dapat sampai pada kemenangan yang nyata. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun