Mohon tunggu...
ajeng safitri
ajeng safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Islam dalam Menghadapi Tantangan Modernisasi

25 November 2024   12:54 Diperbarui: 25 November 2024   12:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandangan Islam Tentang Pendidikan

Anda sebagai mahasiswa dapat mengamati persoalan tarikmenarik antara aplikasi sistem pendidikan sekuler dan sistem pendidikan nasional yang religius. Sistem pendidikan nasional kita mengandung visi dan misi yang sarat nilai ilahiah, tetapi tidak sedikit para pakar dan praktisi. Mengapa mengawal sistem pendidikan begitu penting? Karena berbicara pendidikan, berarti berbicara arah kemajuan bangsa ini pada masa mendatang. Jika landasan pendidikan kita tidak sesuai dengan arah dasar bangsa ini, maka berarti membiarkan pada masa depan akan terjadi pengkhianatan terhadap konstitusi. Oleh sebab itu, landasan dan arah pendidikan kita tidak boleh lepas dari nilai ilahiah karena ia merupakan amanat undang-undang dan wujud denyut nadi dan nafas bangsa Indonesia yang sangat religius.

Mengapa Diperlukan Perspektif Islam dalam Implementasi Iptek, Ekonomi, Politik, SosialBudaya dan Pendidikan?

Bagaimana Anda memahami pertanyaan yang tertuang dalam sub-judul di atas? Tentu Anda paham bahwa Iptek dalam kacamata Islam tidak bebas nilai, baik secara ontologis, epistemologis maupun aksiologis. Coba pikirkan bagaimana Iptek bebas nilai, sedangkan sumber ilmu itu adalah Allah Swt! Coba Anda buktikan! Dalam kacamata Islam sumber ilmu itu terbagi dua. Pertama, ayat-ayat qur`aniyah. Dari sumber yang pertama ini munculah pelbagai disiplin ilmu, misalnya, teologi, mistisisme, ilmu hukum, politik, ekonomi, perdata, pidana dan lainya. Ayat-ayat qur`aniyah adalah wahyu Tuhan yang Allah berikan kepada Rasulullah, termaktub dalam musaf untuk kemaslahatan umat manusia. Kedua, ayat kauniah. Ayat-ayat kauniah adalah alam semesta sebagai ciptaan Allah yang diteliti dengan paradigma ilmiah dan menggunakan akal yang juga ciptaan Allah. Sumbernya adalah alam ciptaan Allah, instrumennya adalah akal manusia ciptaan Allah pula. Dari penelitian akal manusia terhadap rahasia alam ciptaan Allah ini, maka lahirlah ilmu-ilmu eksakta. Anda masih ingat eksakta adalah bidang ilmu yang bersifat konkret yang dapat diketahui dan diselidiki berdasarkan percobaan serta dapat dibuktikan dengan pasti. Implementasi ilmu eksakta menghasilkan teknologi. Teknologi dalam tataran aksiologi jelas tidak bebas nilai. Demikian juga, seni yang tidak bebas nilai. Dalam tataran epistemologi seni tidak bebas nilai sebab seni hakikatnya adalah ekspresi jiwa yang suci. Kesucian jiwa menghasilkan karya seni yang jernih, suci, dan indah. Adapun hati yang kotor melahirkan ekspresi seni yang kotor pula, jorok, dan tidak beradab. Secara aksiologi seni identik dengan tekonologi yaitu tidak bebas nilai. Artinya, seni bukan untuk seni. Seni adalah keindahan, kesucian, dan sarana untuk kembali kepada Tuhan. Jika Anda terpesona melihat indahnya karya seni, atau mendengar merdunya seni baca Al-Quran, serta merta keluarlah dari mulut Anda ucapan "SubllhTabrakallhu Asanal Khliqn". Artinya, 'Mahasuci Allah, Mahaberkah Allah, Allah sebaik-baik pencipta.' Tahukah Anda bahwa sistem ekonomi yang berlaku di masyarakat Islam belum tentu Islami? Anda sebagai mahasiswa dapat mengamati dan melakukan penelitian sendiri pola ekonomi masyarakat Islam sehari-hari. Lihat pola jual-belinya, gadainya, perbankannya, asuransinya, syirkah-nya dan sebagainya. Tolok ukuran islami-atau tidak islami sebuah sistem ekonomi, adalah adakah riba dan gharar (spekulasi) di dalam prosesnya? Tolok ukur lain adakah gharar dan dharar (merugikan orang lain) dalam niat dan akadnya? Coba buka kembali penjelasan mengenai jenis-jenis riba yang pernah Anda pelajari. Syafi'i Antonio, seorang pakar ekonomi Islam, menjelaskan jenis-jenis riba sebagai berikut.

Riba qardh. Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh). 

Riba Jhiliyah. Utang dibayar lebih dari pokokknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan. 

Riba Fadhl. Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, dan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi. 

Riba Nas`ah. Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. 

Riba dalam nas`ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan satu waktu dan yang diserahkan waktu berbeda.

Dalam masalah politik, perlu Anda sadari bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memang bukan negara agama, tetapi juga bukan negara sekuler. Sungguhpun demikian, negara menjamin penduduknya untuk memeluk suatu agama dan melaksanakan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. NKRI adalah negara demokrasi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusionalnya. Sistem demokrasi menjadi pilihan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedaulatan di tangan rakyat dan demokrasi merupakan sarana untuk kedaulatan yang diamanahkan kepada wakil-wakil rakyat di parlemen. Demikian juga kedaulatan rakyat diamanahkan kepada para para eksekutif untuk menjalankan roda pemerintahan. Untuk meraih kepercayaan rakyat, partai politik seyogyanya menjalankan fungsinya dengan baik dan tidak melanggar norma-norma Ilahi dan aturan main yang ditentukan. Kekuasaan harus diraih dengan pelbagai cara, tetapi tidak menghalalkan segala cara yang diharamkan. Kehidupan demokrasi akan terasa menjadi berkah dan mendatangkan kemaslahatan bagi segenap rakyat jika dibingkai dengan nilai-nilai keilahian. Demokrasi akan menjadi bencana manakala para pelakunya menjauhkan diri dari nilai-nilai Ilahi. Anda dapat mengamati sendiri apabila demokrasi tidak berjalan dengan baik dan ketika para pelakunya tidak menjadikan nilai-nilai Ilahi sebagai pegangan dalam proses dan tujuannya. Sekedar contoh Anda dapat melihat kekacauan di beberapa negara Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, Asia Selatan dan lain-lainnya. Nilai-nilai Ilahiah yang terkandung dalam fikih siysah (disebut prinsip-prinsip siysah) sepertinya tidak lagi dijadikan etika dalam perpolitikan mereka.

Prinsip-Prinsip Siysah Islam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun