Tepat pukul delapan, Danang pulang. Ninin dan Nabila yang sudah menantinya di meja makan menyambutnya dengan penuh cinta. Danang yang selalu berusaha menjadi sempurna berhasil membuat Nabila kembali ceria karena sempat kehilangan ayahnya.
Mereka bertiga kini sudah duduk di meja makan, dengan santapan yang sudah Ninin siapkan. Ninin mengisi piring suaminya dengan masakannya, sop ayam andalan yang selalu menuai pujian. Namun Danang terlihat heran melihat Ninin dan Nabila tidak ikut makan bersamanya.
"Sebenarnya aku dan Nabila ingin makan di luar. Tapi, Mas makan saja dulu," tukas Ninin.
"Baiklah, malam ini aku terpaksa nggak nambah makannya, biar bisa lanjut makan di luar," balas Danang.
*
Danang sudah selesai dengan santap malamnya lalu memastikan pada Ninin rencana mereka setelah ini.
"Jadi keluar, kan?" tanyanya pada anak dan istrinya. "Tapi ... sebentar, aku ganti baju dulu, sekalian ke kamar mandi, perutku nggak enak," ujar Danang.
"Kamu kenapa, Mas?"
Danang tak sempat menjawab, dia terlihat terburu-buru menuju toilet.
Dua puluh menit berlalu, Danang keluar kamar mandi dengan wajah agak pucat.
"Kalau kamu sakit, kita nggak perlu keluar rumah, Mas," ucap Ninin sambil mendekatkan diri pada Danang.