“Aku butuh bantuan Anda, Dok. Aku selama ini sering berhalusinasi. Aku selalu berhalusinasi bahwa ada tiga orang anak kecil datang padaku dan mengatakan anakku Liam telah meninggal.” Kata perempuan itu.
“Anak ibu bernama Liam? Wah sama dengan anak ku. Anakku juga bernama Liam.” Kataku. Perempuan itu tampak berpikir sejenak.
“Aku bawa foto anakku.” Katanya mengambil sebuah foto dari dalam tas dan memberikan foto itu kepadaku. Betapa kagetnya waktu kulihat foto di tangan perempuan itu. Itu foto Liam anakku.
“Bagaimana bisa foto ini ada padamu? Ini foto liam anakku.” Aku berkata marah pada perempuan di depanku.
“Tidakk itu foto anakku” Perempuan di depanku tiba-tiba meraih foto dari tanganku dan karena kutahan foto itu sobek.
“Kau membunuh anakku! Kau membunuh anakku” Perempuan di depanku berteriak histeris.
“Jokoooooooooooooooooooooooo!” aku berteriak memangil Satpamku, sebelum perempuan di depanku mengamuk parah.
“Dokter Lastri Anda baik-baik saja?” Joko tiba-tiba datang.
“Bawa pergi perempuan gila ini. Masa dia bilang Liam adalah anaknya!” Kataku marah. Joko menatapku heran.
“Tidak ada siapa-siapa di sini, Bu!” Kata Joko dan seketika warna dinding ruangan berubah menjadi putih. Joko hilang berganti dua orang berpakian dokter dan perawat berdiri di depanku.
“Siapa kalian? Dimana aku?” AKu berteriak histeris