Mohon tunggu...
Angelina R
Angelina R Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Warga Negara Indonesia yang baik hati dan tidak sombong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Inception

13 Desember 2011   11:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:22 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Gue pengen tobat, Bang, gue pengen mulai usaha baru yang lebih halal. Buka warnet mungkin" Agus terperangah mendengar kata-kata Budi. Dia tak pernah menyangka rekan setianya itu akan berhenti. Kenagan lima tahun merampok dan selalu sukses terlintas di benaknya, tiba-tiba dia merasa kehilangan. Masih sanggupkah dia merampok sendiri?

"Siti, minta dikawini, Bang" Kata Budi lagi. Agus mual. Perempuan! Huh, klasik. Agus muak menonton TV, melihat perempuan yang menuntut persamaan hak. Emansipasi! Toh mereka bisa menguasai dunia ini hanya dengan mengangkat rok mereka dan mengangkang. Laki-laki mana yang ga tahan. Dan tiba-tiba dia menjadi marah.

"Lo pengecut, Bud. Hanya karena perempuan itu lo berhenti. Bukankah menyenangkan bekerja seperti ini?" Suaranya meninggi. "Lo pikir ada yang mau mempekerjakan orang kaya elo yang tamatan SMP itu dengan bayaran yang kita dapat saat merampok?" Agus berkata lagi, urat-urat diwajahnya muncul. Meskipun suasana hutan gelap, Budi bisa merasakan kemarahan yang terpancar dari wajah Agus.

"Gue Cuma pengen tobat, Bang,. Mungkin Tuhan menegur gue melalui Siti. Tuhan pengen gue tobat dengan menjadi suami Siti" kata Budi kemudian, Agus bertambah mual

"Halahh.. jangan bawa-bawa Tuha,  Bud. Emang Tuhan masih peduli sama orang kayak kita?" Agus semakin emosi. "Paling ga kita kerja, kita memanfaatkan talenta yang kita miliki elo paling jago membuka brankas dan gue paling jago berkelahi, menggunakan pistol dan pisau. Emang selain rampok lo bisa kerja apa? Mengemis, meminta-minta?" berondong Agus.

" Tapi bang, Gue mau tobat. Gue mau jadi orang baik-baik. Gue mau jadi suami dan ayah yang baik. Apakah itu salah?"

"Cuih" Agus membuang ludah "terserah elo dah, kalo lo mau jadi orang baik. Tapi jangan nyesal kalo lo Cuma dapat duit sedikit" Agus membuang muka menatap arah mereka datang tadi.

"Karena itu , Bang.  Gue mau memanfaatkan duit rampokan yang terakhir dengan baik, makanya gue setuju waktu Abang bilang kita beroperasi di bank itu"

"Katanya mau tobat, tetapi menggunakan uang haram sebagai modal usaha" Budi diam mendengar sindiran Agus.

"Bang, hasil rampok kita dibagi 50:50 yah" katanya kemudian. Agus menatapnya berang.

"Bangsat lo, kita udah janji pembagiannya 60:40 dari awal".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun