Mohon tunggu...
Ajay Nur falah
Ajay Nur falah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Mendidik dengan Cinta, Biografi Guru yang Penuh Dedikasi

7 Desember 2024   23:38 Diperbarui: 7 Desember 2024   23:41 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, perjalanan pendidikannya tidaklah mudah. Keterbatasan finansial sering kali menjadi tantangan besar. Untuk mengatasi hal ini, beliau berusaha sekuat tenaga, hingga akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa. Beasiswa ini menjadi penyelamat sekaligus peneguh semangatnya untuk terus belajar dan mencapai impian. Di samping itu, beliau juga mengikuti berbagai pelatihan untuk mengembangkan kompetensinya, seperti program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Melalui pelatihan ini, beliau memperoleh metode pengajaran yang kreatif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Karier Mengajar yang Penuh Makna

Karier mengajar Ibu Sukanah dimulai pada tahun 1986, di sebuah sekolah dasar di pinggiran Kota Bandung. Awal kariernya penuh dengan tantangan, terutama karena ia harus mengajar siswa dengan latar belakang sosial dan ekonomi yang sangat beragam. Sebagian besar siswa yang diajarnya berasal dari keluarga kurang mampu, yang membuat mereka kerap menghadapi berbagai kendala dalam belajar.

Namun, Ibu Sukanah tidak menyerah. Beliau belajar menyesuaikan metode pengajarannya agar dapat diterima oleh semua siswa. Salah satu pendekatan yang sering digunakannya adalah metode ceramah yang dipadukan dengan diskusi kelompok, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif. Beliau juga menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendorong siswa lebih aktif dan kreatif.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah membimbing siswa yang kurang percaya diri. Beliau kerap mendekati siswa tersebut secara personal, berbicara dengan mereka, dan berdiskusi dengan keluarga mereka untuk mencari tahu akar permasalahannya. Dengan pendekatan ini, ia berhasil membantu banyak siswa menemukan kembali kepercayaan diri mereka dan meraih keberhasilan dalam belajar.

Kebahagiaan dalam Mengajar

Ibu Sukanah adalah seorang guru yang berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Bagi beliau, kebahagiaan terbesar dalam profesinya adalah melihat siswa memahami konsep yang sulit. Wajah bahagia siswa saat berhasil menguasai materi adalah sumber kebahagiaan yang tak ternilai. Ibu Sukanah tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga berfokus pada pembentukan karakter dan sikap siswa. Setiap pencapaian siswa menjadi motivasi bagi beliau untuk terus memberikan yang terbaik dalam mengajar.

Ibu Sukanah juga mengutamakan hubungan yang baik dengan siswa. Beliau berusaha menjadi figur yang dapat dipercaya agar siswa merasa nyaman berbicara dan bertanya. Dalam suasana yang aman dan mendukung, siswa merasa dihargai, yang meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Ibu Sukanah memahami bahwa tidak semua siswa memiliki kepercayaan diri yang tinggi, sehingga beliau menciptakan atmosfer kelas yang mendukung agar siswa merasa diterima tanpa rasa takut atau malu.

Selain itu, Ibu Sukanah selalu berusaha mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari agar lebih relevan dan menarik bagi siswa. Beliau menggunakan contoh-contoh praktis yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan mereka, seperti menghitung belanjaan atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Hal ini membuat siswa menyadari bahwa pelajaran yang mereka terima bermanfaat dalam kehidupan nyata.

Ibu Sukanah juga menekankan pentingnya memberikan penghargaan atas setiap usaha siswa, sekecil apapun itu. Beliau percaya bahwa penghargaan atas usaha, bukan hanya hasil, dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Penghargaan ini tidak hanya berupa pujian, tetapi juga pengakuan terhadap kemajuan yang telah dicapai siswa, meskipun masih jauh dari sempurna.

Bagi Ibu Sukanah, mendidik adalah tentang lebih dari sekadar mengajarkan ilmu. Beliau berusaha menanamkan nilai-nilai kehidupan seperti kerja keras, ketekunan, dan saling menghargai. Beliau percaya bahwa siswa tidak hanya harus pintar dalam akademik, tetapi juga menjadi pribadi yang tangguh dan empati. Keberhasilan seorang guru, menurutnya, tidak hanya dilihat dari nilai siswa, tetapi juga dari perkembangan karakter dan kemampuan siswa menghadapi tantangan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun