Siswa terbiasa melaksanakan secara konsisten keyakinan kelasnya sehingga kelas menjadi kondusif dan nyaman.Â
Tolok ukur lainnya adalah keteladanan guru menjadi peran sentral guru-guru UPT SMPN 2 Bandar Lampung menjadi teladan dalam budaya positif terjalinnya hubungan yang baik dan positif dengan siswa diantaranya, bersikap baik dan tegas di saat yang bersamaan (menunjukkan sikap hormat dan memberi semangat), membantu murid/siswa merasa dihargai dan memiliki keterikatan antara guru dan siswa.
Linimasa Tindakan yang akan dilakukan
Kegiatan implementasi budaya positif yang akan dilaksanakan dan dilakukan di UPT SMPN 2 Bandar Lampung adalah terlebih dahulu berkoordinasi dengan atasan yakni Kepala UPT SMPN 2 Bandar Lampung  selain memohon petunjuk, arahan juga menguatkan program agar diterima oleh seluruh warga di sekolah, selanjutnya mengadakan pertemuan dengan guru dan warga sekolah lainnya dalam rangka mensosialisasikan budaya positif dan disiplin positif di UPT SMPN 2 Bandar Lampung saat breafing dan rapat.Â
Dalam rangka kegiatan membuat dan menerapkan keyakinan kelas langkah awal guru mensosialisasikan kepada murid tentang keyakinan/kesepakatan kelas, guru melibatkan siswa dalam membuat keyakinan/kesepakatan kelas, siswa berkelompok membuat keyakinan kelas/kesepakatan kelas, guru dan siswa memajang hasil karya keyakinan kelas.Â
Begitu pula dalam proses pembelajaran guru-guru setiap mata pelajaran sebelum mengajarkan materi pelajaran membuat kontrak belajar dalam wujud kesepakatan pembelajaran.Â
Dengan tindakan ini diharapkan seluruh warga sekolah senantiasa komitmen dan konsekuen dalam menjalankan budaya positif sehingga lingkungan nyaman, kondusif tanpa rasa tertekan satu sama lain tidak terjadi.
Dukungan yang dibutuhkan
Dalam menjalankan kegiatan implementasi budaya positif sangat diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang terkait dalam proses kegiatan sekolah, belajar dan mengajar.Â
Dalam hal ini diperlukan keterlibatan dan dukungan dari orang tua atau wali murid dengan komunikasi yang terjalin baik diharapkan orang tua bersinergi dengan sekolah dalam upaya menerapkan budaya positif termasuk di rumah. Keterjalinan komunikasi positif dengan orangg tua memudahkan sekolah menerapkan budaya positif secara optimal dan efektif.Â
Adapun dukungan dari siswa sebagai obyek dalam melaksanakan budaya positif sangat diperlukan peran siswa dan keterlibatannya dalam pembuatan kesepakatan kelas sehingga kelas menjadi aman dan nyaman.Â