Mohon tunggu...
Aisyah Shafiyyah Arsy
Aisyah Shafiyyah Arsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa-Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aku Ingin Mencintai Melalui Sajak-Sajak Sapardi Djoko Damono

20 Desember 2023   10:02 Diperbarui: 20 Desember 2023   10:05 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

/Dalam doaku sore ini,../

/Maghrib ini dalam doaku,../

/Dalam doa malamku,../  

 

Dalam penggalan puisi yang bertajuk "Dalam Doaku", setidaknya dijelaskan terdapat lima gambaran waktu. Waktu pertama adalah waktu subuh yang dijelaskan dalam kata "subuh", waktu kedua adalah waktu dhuhur yang diibaratkan dengan kalimat "Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala", waktu ketiga adalah waktu ashar yang digambarkan dengan waktu di sore hari, yang keempat adalah waktu maghrib yang digambarkan dengan menggunakan kata "maghrib" pula, dan waktu yang kelima adalah waktu isya yang diibaratkan dengan waktu malam hari. Dari hasil pembacaan saya, kelima waktu tersebut diibaratkan sebagai lima waktu sholat yaitu kewajiban ibadah bagi umat muslim yaitu waktu subuh, dhuhur, ashar, maghrib, isya.

Relasi antara kelima waktu sholat dengan judul puisi "Dalam Doaku" ini  menurut saya adalah penyair sebagai seorang muslim yang taat menjalankan kewajiban ibadah sholat lima waktu tak lupa untuk memanjatkan doa selepas menjalankan sholat. Hal tersebut dapat dilihat dalam setiap kalimat, penyair sedikit banyak menjelaskan menggunakan kalimat dalam doaku. Itulah yang menguatkan pendapat saya bahwa Sang Penyair tak lupa untuk selalu memanjatkan doanya setelah menjalankan ibadah sholat.

Setelah sedikit banyak kita mengetahui tentang karya sastra puisi milik Sapardi, saya berharap ulasan di atas akan menumbuhkan rasa cinta, cinta yang tumbuh melalui sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Beralih ke pembahasan berikutnya, yaitu mengenai puitika lirik dalam buku antologi puisi milik Sapardi yang masih berjudul Hujan Bulan Juni. Seperti yang telah dijelaskan di awal, buku antologi ini termasuk dalam sekian banyak buku kumpulan puisi yang cukup populer dan banyak diminati oleh sebagian masyarakat. Penggunaan diksi yang ringan namun tetap dibutuhkan konsentrasi dan pendalaman dalam menemukan arti atau makna dalam puisi-puisinya.

Dalam pembahasan kali ini, saya ingin sedikit mengulas mengenai struktur ruh tubuh puisi atau yang biasa kita kenal dengan unsur lahir dan unsur batin yang terdapat dalam buku antologi puisi Hujan Bulan Juni. Struktur ruh atau batin memuat beberapa unsur, antara lain adalah tema, nada, perasaan, dan amanat. Sedangkan struktur tubuh atau lahir memuat beberapa unsur, yaitu personifikasi (persajakan), majas, imaji, dan bentuk visual yang terbagi lagi menjadi beberapa poin (enjambemen, tipografi, pembaitan). Dari beberapa unsur di atas, tidak semua unsur akan saya bahas melainkan hanya beberapa unsur saja yang akan saya singgung pada penulisan ini.

Struktur ruh atau batin pertama akan membahas mengenai tema pada karakter penulisan puisi Sapardi Djoko Damono. Menurut Indra Tjahyadi yang merupakan seorang penyair juga dosen fakultas sastra dan filsafat Universitas Panca Marga mengatakan bahwa Sapardi Djoko Damono merupakan penyair yang banyak menuliskan karya sastra puisi bertemakan personal. Pembahasan tema dalam tulisan Sapardi Djoko Damono, saya ingin mengangkat karya milik Sapardi berupa antologi puisi yang berjudul Hujan Bulan Juni. Dari hasil pembacaan singkat yang sudah saya lakukan, sedikit banyak saya menemukan beberapa tema yang berbeda dalam setiap judul puisinya.

Tema mengenai ketuhanan seperti yang terlihat pada kutipan puisi yang berjudul "Dalam Doaku". Isi dari puisi tersebut adalah sebagai berikut:

dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun