Mohon tunggu...
Aisyah Safitri Hayati
Aisyah Safitri Hayati Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Instructor, Asesor and Writer

Aktif mengajar di SMKN 31 Jakarta, Instruktur dan asesor di LSP P2KPTK2 Jakarta Pusat- BNSP, Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surga di Wajah Anak-Anakku

14 Februari 2023   13:34 Diperbarui: 14 Februari 2023   13:46 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"La, rokok dilaciku kau buang yaa?" Hafis mengalihkan pembicaraan. "Tidak bang, aku simpan kupindahkan , Ramzi suka membuka lacimu." jawab Laila sambil beranjak mengambil rokok suaminya. "Tumben, biasanya kau buang diam-diam!". "Aku sedang berusaha mengertimu, Bang."ucap lembut Laila. Mendengar ucapan Laila, Hafis mengecup kening isterinya. 

"Ramzi dimana?" Tanya Hafis. "Dia sedang bermain ayunan di belakang" jawab Laila. Hafis segera ke belakang rumah menemui buah hatinya itu. Ketika keluar ia mendapati ketiga buah hatinya. Kayla menggendong Ramzi, dan Dimas mendorong ayunan dari belakang. Pemandangan surga, ia terhenti dengan rasa yang mengharukan. Laila memeluk Hafis dari belakang pintu. "Apa kau sudah mengerti tentang dunia, sayang?" ucap Laila. Hafis mengecup kening Laila " Terima kasih sayang." ucap Hafis sambil membalas pelukan Laila.

Pikir keduanya, tidak perlu diceritakan tentang ketidakbaikan seseorang apalagi orang terdekat orang yang dicintai. Meski seperti memikul banyak beban yang tak pernah dilakukan. Melangkah seperti dikejar anjing galak. Tapi itulah ilustrasi yang dirasakan orang sabar. Meski perlahan dan masih saja terjatuh, dan perlahan bangkit kembali. Hakikatnya sebuah konsisten dalam bersikap baik dibutuhkan untuk melihat surga di wajah-wajah orang tercinta.

Ilustrasi Gambar dari  Siswa Animasi dan DKV SMKN 31 Jakarta
Ilustrasi Gambar dari  Siswa Animasi dan DKV SMKN 31 Jakarta

                                                                                   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun