Di salah satu pondok pesantren terdapat seorang santriwati berbadan gemuk yang bernama Andin. Andin saat ini duduk dibangku kelas 3 Tsanawiyah, dia adalah santriwati yang sangat rajin dalam melakukan hal apapun di pesantren maupun di sekolahnya, seperti selalu mengikuti sholat jamaah di masjid, berangkat sekolah tepat waktu, dan selalu mendengarkan apabila ada ustadz atau ustadzah yang menasehati. Disamping itu dia juga memiliki kekurangan yaitu tidak ahli dalam bidang akademik, baik disekolah maupun di pesantren.Â
Walaupun andin memiliki kekurangan, itu tidak menjadi penghalang baginya untuk berteman dengan siapa saja. Andin adalah anak yang sangat ceria, suka bermain dengan anak kecil, dan tidak mudah sakit hati jika ada yang merendahkannya. Itulah sebabnya banyak yang suka berteman dengan andin, baik teman sebayanya, adik kelas ataupun kakak kelas juga suka jika berbaur dengan andin.Â
Suatu hari di pesantrennya, terdapat acara rutin yang diadakan setiap pada malam sabtu wage, sehingga seluruh santri sibuk untuk mempersiapkan acara tersebut. Andin biasanya memilih untuk membantu para pengurus yang ada didapur untuk memasak jamuan para tamu undangan. Di pesantrennya para santri mendapatkan jatah makan 2 kali sehari yaitu sebelum berangkat sekolah dan sebelum sholat maghrib. Namun ketika, di pesantrennya terdapat acara dan banyak makanan, para santri diperbolehkan untuk minta makan siang kepada pengurus yang ada didapur.Â
Keadaan dipondok ramai dipenuhi santri dan orang-orang yang lalu lalang bergotong royong mempersiapkan acara, hingga tak terasa hari sudah petang dan acara akan segera dimulai. Sebelum mengikuti acara, para santri berbondong-bondong menuju dapur untuk mengambil jatah makan sore mereka.Â
Setelah selesai makan seluruh santri menuju ke Aula utama tempan acara berlangsung. Seluruh tamu undangan dan para santri mengikuti acara dengan khidmat hingga acara selesai. Sebelum tamu undangan meninggalkan acara, semua pengurus pondok membagikan nasi bungkus kepada seluruh tamu, biasanya para santri juga mendapat bagian nasi bungkus, tapi ada juga yang tidak mau menerima nasi bungkus, dengan alasan karena sudah kenyang.Â
Acara pun selesai, seluruh warga pesantren bersama-sama membersihkan Aula. Sedangkan santriwati termasuk Andin mendapat bagian membersihkan dapur dan tempat menerima tamu undangan VIP.Â
Ditengah-tengah aktivitas membersihkan dapur, ada ibu-ibu yang menawarkan makan kepada andini. "Nak, ini masih ada makanan sisa jamuan para tamu. Andin makan saja, mubazir kalau dibuang". Ucap ibu-ibu kepada Andin sambil memberikan sepiring makanan.Â
"Oh iya bibi terimakasih, Andin siap menghabiskan". Balas andin antusias.Â
Andin menghentikan aktivitasnya dan langsung duduk untuk makan makanan yang diberi ibu-ibu tersebut. Tak lama kemudian Tiara salah seorang teman andin datang menghampiri Andin yang tengah makan.Â
"Astaghfirullah Andin, kamu makan lagi?" Ucap Tiara terkejut.Â
"Iya Tiara, ayo sini gabung. Ini tadi dikasih sama ibu-ibu katanya mubazir kalau dibuang". Jawab Andin.Â
" Enggak Andin makasih." Tolak Tiara. "Tapi perasaan kamu tadi dapat nasi bungkus ya ndin, kok sekarang makan lagi, apa kamu nggak kenyang?" Lanjut tiara.Â
"Iya tadi aku memang dapat nasi bungkus, tapi sudah habis aku makan. Sekarang aku masih belum kenyang, jadi apa salahnya makan lagi Tiara?" Titah Andin.Â
"Nggak begitu juga Andin, kamu itu terlalu berlebihan. Apa kamu lupa tentang hadist 'Makan bila lapar, berhenti sebelum kenyang'". Jelas Tiara.Â
"Iya tau, tapi aku masih mau makan" Jawab Andin sambil tersenyum memperlihatkan giginya.Â
"Kalau kamu tau tentang hadist itu, tapi kenapa tidak kamu terapkan. Itu namanya kamu tidak mengamalkan ilmumu Ndin" Tegas Tiara yang sedikit meninggikan nada suaranya.Â
Mendengar ada sedikit keributan didapur, salah satu ustadzah menghampiri mereka berdua. "Ada apa ini anak-anak, kok kalian malah nimbrung disini bukannya membantu teman kalian bersih-bersih?" Tanya ustadzah.Â
"Ini ustadzah Andin makannya berlebihan, tadi dia sudah makan nasi bungkus sekarang makan lagi" Ucap Tiara mengadu pada ustadzah.Â
"Astaghfirullah andin" Ucap ustadzah sambil menggelengkan kepala. Andin hanya senyum-senyum seperti merasa tidak bersalah.Â
"Bukankah ada dalam hadist ya ustadzah, bahwa makan bila lapar, berhenti sebelum kenyang?" Tanya Tiara.Â
"Memangnya kamu tau hadist itu darimana nak" Ustadzah menanyakan kembali pada Tiara.Â
"Dimana-mana aku mendengar hadist itu ustadzah, jika ada yang makan berlebihan seperti Andin, saya selalu mendengar orang lain memberi nasehat dengan hadist itu ustadzah" Jelas Tiara.Â
Ustadzah tersenyum "Tiara, dengarkan ustadzah ya! Hadist itu adalah hadist palsu tiara" Ucap ustadzah menjelaskan
"Astaghfirullah, maaf ustadzah saya tidak mengerti kalau hadist itu hadist palsu" Ucap Tiara terkejut.Â
"Tiara, Andin. Hadits itu memang hadist palsu, akan tetapi maknanya benar. Hadist itu tidak bersandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi kita harus hati-hati dan menelaah terlebih dahulu apakah suatu hadist itu adalah hadist shohih atau hadist palsu" Jelas Ustadzah kepada Andin dan Tiara.Â
Tiara dan Andin mengangguk tanda paham akan penjelasan dari Ustadzah tentang hadist palsu tersebut.
"Namun dalam Islam, memang makan secara berlebihan itu tidak dianjurkan. Allah memerintahkan manusia untuk makan secukupnya. Disebutkan dalam Alquran surat Al A'raf ayat 31 yang artinya 'makan dan minumlah sesukamu dan janganlah berlebihan'" Ucap Ustadzah.Â
Ustadzah menatap Andin sambil tersenyum "Andin meskipun hadist yang dibilang Tiara tadi itu palsu, tapi di alquran sudah melarang kita untuk tidak berlebihan. Jadi, apabila banyak makanan lebih baik kita berikan kepada yang lebih membutuhkan saja ya nak" Ucap ustadzah.Â
"Iya ustadzah maaf, lain kali tidak saya ulangi lagi" Ucap Andin dengan nada rendah.Â
"Ya sudah kalau begitu tidak apa-apa. Ayo Andin sama Tiara lanjutkan bersih-bersihnya!" Seru ustadzah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H