Mohon tunggu...
AisyahAsfi
AisyahAsfi Mohon Tunggu... Mahasiswa - AisyahasfiAlFitriyah

Aisyahasfialfitriyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Tokoh Konstruksitivisme dan Kognitivisme

9 Juni 2021   09:40 Diperbarui: 9 Juni 2021   10:23 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Konstrukvisme

Sebelum mengetahui lebih jauh tentang konstrukvisme alangkah lebih baik nya mengetahui teori kontrukvisme sendiri itu apa. Konstrukvisme ialah suatu diskusi atau teori yang tidak asing lagi atau lebih akrab bagi dunia pendidikan. 

Sedangkan konstrukvisme itu sendiri artinya  membangun dalam konstek ilmu filsafat pendidikan, jadi secara umum konstrukvisme ialah filsafat ilmu pengetahuan yang dapat menjelasakan bahwa pwngwtahuan yang terdapat pada seseorang ialah bangunannya sendiri. sehingga pengetahuan tidak dapat dipindah atau dialihkan dari orang laian, kecuali dengan usaha seseorang untuk mencari pengetahuan itu sendiri. orang yang membentuk pengetahuan nya menggunakan interaksi, seperti halnya interaksi pada diri sendiri maupu lingkungan sekitar. 

Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konstrukvisme berrti mebangun dalam artian membangun dari segi kemampuan, pemahaman dalam proses pembelajaran, sebab dalam artian membangun agar supaya siswa di harapkan memiliki keaktifan untuk meningkatkan kecerdasan pada dasarnya.

Dari sudut pandanag etimologis, konstrukvisme memiliki akar yaitu konstruktif, dapat di artikan dalam bahasa inggris yang berarti “siapa yang membangun” (konstrutif). sedangkan arti dalam kamus bahasa ilmiah yang berarti “desain dan kostruksi dalam kehidupan”. Sedangkan menurut psikologi, pemikiran konstruktif juga dapat digunakan untuk menghasilkan kesimpulan baru. Sedangkan dalam konstek filsafat pendidikan, konstrukvisme ialah upaya untuk membentuk tatanan kehidupan yang modern.

Shymansky mengatakan bahwa konstrukvisme ialah aktivitas aktif, di amana siswa membangun pengetahunnya mereka sendiri darin apa yang mereka pelajari. Konsep dan ide baru berdasarkan rangkaian pemikiran pemiliknya atau berdasarkan sudut pandang pemiliknya. bahwa konstrukvisme ialah bagaimana cara kita agar supaya aktif nya siswa siswa dengan memberikan motivasi sebanyak mungkin menjadi luas dengan tujuan untuk memahami apa yang mereka pelajari dan bagaimana menerapkan konsep yang lalau di selingi dengan memperaktekan nya dalam kehidupan sehari hari.

Ada dua tokoh yang membicarakan Konstruktivisme, yaitu;

Jean piaget

Piaget ialah psikolog pertama yang menggunaka filosofi konstruksitivis dalam proses pembelajaran. Sehingga piaget menjelasakan proses pengetahuan seseorang dalam perkembangan teori intelektual.

Piaget percaya bahwa dari sejak kecil setiap anak pasti memiliki struktur kognitif sehingga apat disebut “rencana”. Model ini dibuat bedasarkan pengalaman. Semakin dewasa seorang anak maka semakim baik memiliki rencanaya yang akan ditangkap. Proses perbaikan program akan dilakukan melalui proses asimilasi dan adaptasi. Sehingga proses organisasi mengacu pada proses yang terjadidi otak jika pengetahuan baru digabungkan dengan struktur pengetahuan yang sudah tersimpan lama di otak. Sehingga melalui proses ini masyarakat dapat memahami pengetahuan yang baru sehingga mereka terima dengan menyesuaikan kan informasi dengan struktur dari pengetahuannya mereka, sehingga dapat menyerap dengan informasi tersebut.

Sehingga proses adaptasi melibatkan dua kegiatan. Pertama, ialah struktur pengetahuan yang dihubungkan atau diintegrasikan dengan pengetahuan baru atau bisa disebut juga dengan asimilasi. Kedua, ialah ubah struktur pengetahuan yang telah ada menjadi struktur pengetahuan yang baru agar lebih seimbang (ekuilibrium). Sehingga dalam proses adaptasi ini, teori piaget mengembangkan Empat konsep dasar yaitu; skemata asimilasi,  akomodasi, dan keseimbangan.

Yang pertama skemata. Skemata ialah manusia yang beradaptasi dengan lingkungan. yang kedua Asimilasi. Asimilasi ialah suatu proses kgnitif yaitu bisa disebut suatu proses pengalaman baru ketika seseorang menggabungkan rangsangan baru kedalam rencana yang telah diinternalisasi oleh otak. yang ketiga ialah Akomodasi. Akomodasi ialah adaptasi yang proses struktur kognitif untuk mengikuti pengalaman baru. Keempat, ialah keseimbangan (balance). 

Dalam proses adaptasi dengan lingkungan, individu berusaha keras untuk memperoleh struktur  atau pola psikologis yang stabil, yang artinya dalam proses adaptasi yang seimbang. Jika hanya ada satu proses asimilasi, dan apa yang terjadi pada orang itu bakal hanya memiliki proses keseluruhan pola yang kecil, dan pada akhirnya tidak akan ada perbedaan yang terlihat. Dengan adanya keseimbangan ini maka adanya interaksi dengan anak yang berkembang dan lingkungan pun yang akan berjalan secara efektif dengan terjamin, namun dengan kata lain akan terjadi faktor internal dan faktoe eksternal.

Vygotsky

Menurut pandanagan vigotsky, teori konstrukvisme merupakan fungsi psikologis yang lebih tinggi yang di transfer antar psikologi melaui interaksi psikologi psikologi yang sosial dan internal. Internalisasi dipandang sebagai pergeseran dari aktivitas eksternal ke aktivitas internal. Sehingga hal 

Vigotsky sangat menekankan dalam pentingnya interaksi sosial untuk pembangunan. Mempelajari seseorang, vigotsky percaya bahwa pembelajaran akan dimulai ketika anak anak berada dalam perkemabangan proksimal, yaitu tingkat yang dicapai anak ketika mereka terlibat dalam prilaku sosial. Sehingga dapat diartikan sebagai anak yang tidak dapat dilakukan sesuatu dengan seniri, akan tetapi masih membutuhkan bantuan dari kelompok atau orang dewasa.

Menurut vigotsky, belajar ialah suatu proses yang menghubungkan dua elemen menjadi satu. Pertama belajar ialah proses biologis sebagai proses dasar nya. Kedua belajar adalah proses psikologis sosial, yaitu proses yang lebih tinggi dan pada hakikatnya akan berkaitan pada lingkungan sosial dan budaya. 

Namun ketika elemen dasar ini berinteraksi langsung dengan lingkungan sosial mereka maka pengetahuan yang mereka masukkan akan lebih berkembang. Sehingga vigotsky menekankan peran interaksi sosial dalam perkembangan pembelajaran nya. Vigotsky percaya bahwa perkembangan pembelaran dimulai ketika anak brada dalam perkembangan proksimal, sehingga merupakan level yang dicapai ketika anak tersebut terlibat dalam suati proses sosial. Namun bisa juga dikatakan bahwa daerah ini anak anak yang tidak dapat melakukan perkerjaan nya dengan sendiri akan tetapi masih membutuhkan perdampingan dari kelompok atau orang yang telah dewasa.

Pengetahuan yang diperkenalkan sebagai hasil proses dasar ini akan dikembangkan lebih lanjut saat mereka berinteraksi dengan lingkungan sosial dan bedaya masing masing. Maka dari itu vogotsky menekankan peran interaksi sosial dalam mengembangkan proses pembelajaran nya sendiri. ia percaya bahwa pembelajaran nya dimulai ketika anak berada pada zona perkembangan proksimal, ialah level yang dicapai oleh anak melalui partisipasi dalam prilaku sosial. 

Bisa juga dikatakan bahwa kawasan ini diperuntuhkan bagi anak anak yang tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan sendiriakan tetapi mereka membutuhkan bantuan dari orang dewasa. Sehingga dalam pembelajaran pada area proksimal sehingga juga dapat dipahami sebagai perbedaan antaranya apa yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan timnya atau dengan bantuan orang dewasa. Sehingga perkembangan proksimal ini bergantung pada kekuatan interaksi anatara anatara orang tersebut dan lingkungan nya.

Vigotsky percaya bahwa pentingnya interaksi sosial dalam perkembanga kognitif lebih mengarah pada konsep perkembangan kognitif. Perkembangan kognisi manusia erat kaitannya dengan perkembangan bahasa manusia. Karna dengan bahasa maanusia ialah sebagai kekuatan dan perkembangnya kecerdasan manusia. Vigotsky membagi perkembangan kognitif berdasarkan perkembangan bahasa menjadi empat tahap: ialah ucapan prediktif, psikologi, dan ucapan batin.      

Prengertian Teori kognitif
Istilah “kognisi” berasal dari istilah “kognisi” yang berarti pemahaman. Definisi luas dari kognisi ialah perolehan, pengorganiasian, penggunaan dan pengetahuan. Sedangkan dalam istilah kognisi yang selanjutnya menjadi populer ialah sebagai bidang psikologi manusia atau konsep umum sehingga meliputi segala bentuk kognisi   meliputi pengertian, perhatian, pemberian, keraguan, pemikiran, pengolahan, informasi dan penyelesaian prilaku psikologis. Terkait dengan masalah tersebut, berpikir membayangkan dan mengantisipasi, berpikir dan percaya. Integrasi yang berpikir dalam berpikir yang berpusat pada otak yang terkait dengan lancip (kemauan) dan sensasi (perasaan) sehingga yang terkait dengan rasa, menurut kognitif berprilaku manusia yang berdasarkan pada kognisi, ialah prilaku memahami atau pemikiran prilaku.

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kognisi ialah tahapan perubahan dalam seluruh proses kehidupan manusia yang dapat memahami dan mengelola informasi. Sehingga dapat memecahkan masalah dan mempelajari hal hal tersebut. Kebanyakan psikolog dan ilmuan kognitif, percaya bahwa proses perkembangan kognisi dimulai sejak lahir. Dengan penggunaan sensor dan keterampilan monotori, sehingga peningkatan kognitif manusia mulai terpengaruh.

Pengertian terkait kognisi (mengetahui) ialaha kegiatan yang melibatkan, menemukan, mengatur, dan mengatur, menggunakan, pengetahuan. Dengan kata lain, kognisi berfokus pada memori, perhatian, resepsi, bahasa, rasio, kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas. fokus utama metode psikologi kognitif adalah bagaimana mengelolaa dan menyimpan informasi, sehingga hal ini tentunya berbeda dengan pendekatan psikologi behavioris, yang menitik beratkan pada prilaku lingkungan dan koesekuensinya.
tokoh kognitif

Piaget
Menurut pandangan piaget teori ini memberikan banyak konsep utama dibidang psikologi perkembangan dan mempengaruhi perkembangan konsep intelektual, bagi piaget itu berarti mampu mewakili dunia secara lebih akurat dan melakukan oprasional secara logis dan konsep yang didasarkan pada kenyataan. Sehingga teori ini membahas pada kemunculan dan prolehan skema ini adalah tentang bagaimana seseorang mempersipkan lingkungan dengan cara baru dengan menyajikan informasi secara psikologis selama tahap perkembangan. Teori ini diklasifikasikan sebagai konstrukvisme yang artinya tidak seperti teori naturalistik (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai munculnya pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini percaya bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui motivasi diri dari lkingkungannya.

Mengenai perkembangan kognitif jean piaget mengusulkan tahap tahapan yang harus dilalui oleh anus. Sehingga dalam proses pencapaian nya tingkat perkembangan proses pemikiran formal, dan teori ini tidak hanya diterima secara luas dibidang psikologi, tetapi juga berdampak pada besar bidang pendidika, dan tahapan tersebut adalah:

Tahap sensorik (0-2 taltul)
anak anak pada tahap ini pada memperoleh pengalam melalui perubahan fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensasi (koordinasi sensorik).
Tahap pra operasi (2-6 winn)
pada tahapan ini merupakan tahapan perorganisasian tindakan tertentu. Istilah oprasional yangb digunakan disini berbentuk prilaku kognitif, seperti pengklasifikasian sekumpulan objek.
Tahap operasi konkrit (6-12 tahun)
Pada tahap ini, anak anak lebih memahami operasi logis dengan bantuan objek tertent, sehingga kemampuan ini diwujudkan dalam pemahaman konsep kekal, keamampuan mengklasifikasikan dan beradaptasi, dan kemampuan mengamati objek secara objektif dari berbgai sudut, sehingga kemampuan berpikir tidak dapat berubah.
Tahap operasi formal 912 Tahun ke atas)
Tahap ini ialah tahap akhir dari pengetahuan akahir dari perkembangan kesadaran kualitas. Anak anak pada tahap ini dapat menalar tentang hal hal yang abstrak.

Jerome Brunner
Jeromo bruner lahir pada tahun 1915. Jeromo bruner adalah seorang psikolog di universitas Harvard di Amerika serikat, yang dikenal satas konstribusinya pada studi penulisan teoritis. Ia sangan mendorong pada komonitas pendidikan untuk memperhatikan pentingnya mengembangkan ide. Jeromo bruner berfokus pada pengembangan kognitif manusia dan cara orang belajar atau memperoleh pengetahuan.                  
Bruner menyatakan bahwa pelajar lebih bergantung pada bagaimana seseorang mengatur pada berita atau informasi daripada usia. Hipotesis teori ini ialah bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang disusun dalam berbentuk struktur kognitif. Jika topik atau informasi baru sesuai dengan struktur kognitif maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Jika materi dan informasi berjalan dengan baik maka proses pembelajaran akan menyesuaikan dengan struktur kognitif yang telah dipertahankan dan dibentuk dalam otak manusia sehingga berdasarkan pemahaman dan pengalaman sebelumnya.

Berdasarkan pandangan jerome bruner ialah pandangan piaget  bahwasan nya anak harus berperan aktif dalam pembelajarannya dikelas, maka oleh karena itu bruner menggunakan apa yang disebutnya “pembelajaran penemuan” dengan kemungkinan siswa yang mengatur meteri yang diteliti dalam bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan menerima penbelajaran atau penjelasan mengajar, dalam menira pembelajaran atau dengan pengajaran penjelasan bahwasannya guru menjelaskan semua informasi dan siswa harus mempelajari nya semua informasi yang telah disampaikan. Penemuan bruner: potensi intelektual meningkat, imbalan intrinsik lebih sekedar imbalan eklksternal. Bahagaimana car amenemukan siswa yang pandai dalam menemukan metode pembelajaran. Siswa yang lebih suka mengingat informasi. Dan makna teori belajar dalam proses pembelajaran adalah memberikan contoh konsep yang diajarkan.

Kurt Lewin
Kurt Lewin mengembangkan teori pembelajaran domain kognitif dengan berfokus pada kepribadian dan psikologi sosial. Levine percaya bahwa belajar ialah hasil dari perubanhannya strukturkognitif. Levine sudah percaya bahwa prilaku seseorang ialah hasil dari interaksi kekuatan pribadi (seperti halnya tujuan, kebutuhan tekanan psikologis) dan kekuatan pribafi (seperti halnya tantangan dan masalah).

Bagi lewin, pemahaman tentang prilaku manusia harus slalu dikaitka dengan konteks lingkungan atau tempat prilaku tertentu yang ditampilkan. Pada intinya teori (medan) ini berusaha untuk mendeskripsikan bagai mana lingkaran (medan) yang seseorang mempengaruhiprilakunya. Padahal, teori medan sangat mirip dengan konsep “gesltalt” dalam psikologi, yang meyakini bahwa keberadaan bagian atau elemen tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Seperti halnya jika kita melihat sebuah bagunan, maka kita akan melihat batu bata dan semen, bingkai, dan kaca secara terpisah. Demikian pula jika ia mempelajari prilaku manusia secara individu, tidak peduli dilingkungan mana individu itu berbeda, maka kita tidak akan dapat melihat individu itu sndiri. Misalnya, seorang anak yang tampak agresif karena ia berada dalam lingkungan yang agresif, maka ia akan  juga termasuk orang yang agresif.

ciri ciri utama teori medan lewin:
Prilaku adalah fungsi bidang yang ada pada saat prilaku terjadi.
Analisis, dimulai dengan situasi secara keseluruhan, memisahkan setiap komponen darinya.
Orang tertentu dalam situasi tertentu dapat dijelaskan dengan cara tertentu matematis. Bidang didefinisikan sebagai “seluruh keberadaan fakta yang dilihat saling beruntung”

Wolfgang Kohler
Wolgag kohler lulus dari universitas berlin di reval, Estonia pada 21 januari 1887, dan kemudian bekerja sebagai asisten werhwimwr di Akademi frankruft bersama koffka.  Dari tahun 1913 hingga 1920. Dia adalah direktur institut Antropologi tenerife, kepulauan canary. Selama perang dunia pertama, dia tinggal dipulau itu selama 4 tahun. Ia mempelajari prilaku simpanse di pulau ini. Hasil penelitian kemudian diterbitkan dalam buku penting “The mind of the ape” (1924). Ini berisi informasi tentang eksperimennya pada simpanse untuk menguji berbagai masalah pembelajaran.

Megenai teori kognitif, menurut pandangan kohler terdapat enam ciri yaitu
Kognitif didasarkan pada keterampilan dasar. Kemungkinan dasar tergantung pada usia, afilasi spesies, dan perbedaanspesies individu. Misalnya manusia memperoleh wawasan lebih cepat daripada simpanse, tetapi keterampilan manusia juga berbeda beda, seperti halnya, usia manusia, kedewasaan, perkembangan, dan semacamnya. 

Mengenai teori kognitif, menurut pandangan kohler terdapat enam ciri, yaitu: teori kognitif didasarkan pada keterampilan dasar. Kemungkinan besar pada dasar ketergantungan pada usia, afiliasi spesies, dan perbedaan spesies individu. Misalnya, manuisa memperoleh wawasan yang lebih cepat dari pada simpanse, tetapi manusia memiliki keterampilan yang berbeda, seperti halnya usia, kedewasaan. Perkembangan dan sebagainya.

Bergantung pada masa lalu yang relavan. Seperti halnya simpanse yang mencoba meraih pisang dengan kotak kesialan, yang lalu bermain dengan kesialan, yang lalu bermain dengan tongkat. Pada saat bermain dengan tongkat maka ia pasti masih ingat pada pengalaman yang ia mengulurkan tangan untuk memetik pisang. Terakhir, kami melakukan studi mendalam tentang fungsi kotak dan tongkat kayu untuk menjangkau dan memetik pisang.

Bergantung pada pengaturan eksperimentaal. Misalnya saat mengirimkan kotak dan tongkat pada percobaan simpanse, dan pada percobaan simpanse merasa lapar.

Sebuah proses uji coba atau coba coba.
Pembelajaran kognitif dapat dengan mudah diulang karena pemahaman telah berbentuk didalam organisme.
Diperoleh dan dapat digunakan untuk menghadapi situasi baru dan situasi lain.

Berdasarkan enam ciri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kognitif merupakan teori yang mempresentasikan suatu siwa atau proses dalam suatu peristiwa untuk memperoleh pemahaman. Oleh karena itu, teori tersebut sangat cocok jika diterapkan pada ilmu ilmu umum dan agama. Karena siswa harus memiliki kemampuan memahami dalam proses pembelajaran, sampai pelajaran tersebut disebutkan sebagai keberhasilan.

Ausubel
David ausubel adalah seorang psikolog pendidikan. Ausebel menekankan pembelajaran yang bermakna menurut Ausubel, pembelajaran dapat dibagi menjadi dua dimensi. Dimensi pertama terkait dengan topik yang disajiakan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Aspek kedua melibatkan hubungan siswa dengan informasi tentang struktur kognitif yang ada. Ini cukup fakta, konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.

Lev Vygolsky
Alasan teori ini adalah dikhawatirkan akan perkembangan masalah maslah nasional. Tetapi pendidikan yang ada tidak dapat menyelesaikan masalah masalah sosial yang terjadi.Pandangan yang dianggap lebih mampu menjawab pertanyaan tersebut dikarenakan kedekatan ide konstruktivis vygolsky. 

Vygolsky beranggapan bahwa pembelajaran anak dilakuakn dalam konteks interaksi dengan masyarakat dan lingkungan alam. Mengatakan bahwa cara berpikir seseorang yang harus dipahami dari latar belakang sosial, budaya, dan sejarahnya. Dengan kata lain, memahami pikiran seseorang, bukan mencari apa yang ada dibalik otak nya dan jauh didalam jiwanya, melainkan mencari asal usulnya. Prilaku sadarnya didasarkan pada interaksi sosial, riwayat hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun