Thailand dan Kamboja berada di bawah desakan internasional agar secepatnya menyelesaikan masalah ini. Thailand dan Kamboja berada di bawah tekanan internasional untuk menyelesaikan masalah dengan cepat.Â
Dari diplomasi bilateral dan multilateral tingkat regional melalui ASEAN hingga proses multilateral internasional melalui PBB dan Mahkamah Internasional, berbagai cara penyelesaian sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah diterima dengan baik.Â
Awalnya, Thailand lebih memilih solusi bilateral untuk konflik ini, sementara pihak Kamboja meyakini bahwa ASEAN dan Mahkamah Internasional akan memainkan peran yang lebih aktif dalam menengahi konflik. Keterlibatan pihak ketiga untuk menyelesaikan sengketa pastinya akan mempengaruhi preferensi negara yang berkonflik.
Sebelum pihak ketiga mengintervensi dalam penyelesaian konflik di kawasan perbatasan Candi Preah Vihear, negara yang berkonflik harus berdialog terlebih dahulu. Negosiasi ini terbagi menjadi dua yaitu:
1. Negosiasi antara Perdana Menteri
Kedua negara yang bersengketa masing-masing mengirimkan perwakilannya pada 21 Juni 2008, dengan maksud untuk menyelesaikan perselisihan.Â
Perwakilan dari Thailand adalah Perdana Menteri Samak Sundarajav, sementara perwakilan dari Kamboja adalah Perdana Menteri Hun Sen. Perundingan berlangsung di Kota Seam Reap di Kamboja Utara. Hasil dari negosiasi ini adalah kedua negara yang bersengketa setuju untuk menarik mundur militer mereka dari seluruh area Candi Preah Vihear.
 2. Perundingan antara Panglima Tertinggi Thailand dan Menteri Pertahanan Kamboja pada 18-19 Agustus 2008
Boonsrang Niumpradit merupakan panglima tertinggi Thailand yang melakukan dialog dengan Tea Banh yang menjadi Menteri Pertahanan Kamboja. Boonsrang diberi tugas oleh Perdana Menteri Samak untuk mewakili Thailand dalam pertemuan komisi perbatasan antara Thailand danKamboja.Â
Tujuan dari pertemuan itu untuk membicarakan masalah perbatasan dalam usaha penyelesaian konflik. Namun, terjadi baku tembak antara militer kedua negara sebelum pertemuan berlangsung  pada 3 dan 15 Oktober 2008. Sehingga konflik ini tak terselesaikan atau tidak menjumpai garis akhir dalam proses bilateral.
Langkah berikutnya yang dilakukan Kamboja yaitu meminta peran ASEAN untuk mengakhiri konfliknya dengan Thailand. Setelah itu, Thailand dan Kamboja bertemu bersama di ASEAN Foreign Ministers' Meeting. Pada pertemuan tersebut, Thailand dan Kamboja sepakat untuk berpartisipasi dalam JBC Forum yang diadakan di Bogor pada April 2011.Â