Mohon tunggu...
Aisyah Afina Hazna
Aisyah Afina Hazna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Putusan Mahkamah Internasional dalam Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand-Kamboja

25 Mei 2022   11:24 Diperbarui: 25 Mei 2022   11:28 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Thailand dan Kamboja berada di bawah desakan internasional agar secepatnya menyelesaikan masalah ini. Thailand dan Kamboja berada di bawah tekanan internasional untuk menyelesaikan masalah dengan cepat. 

Dari diplomasi bilateral dan multilateral tingkat regional melalui ASEAN hingga proses multilateral internasional melalui PBB dan Mahkamah Internasional, berbagai cara penyelesaian sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah diterima dengan baik. 

Awalnya, Thailand lebih memilih solusi bilateral untuk konflik ini, sementara pihak Kamboja meyakini bahwa ASEAN dan Mahkamah Internasional akan memainkan peran yang lebih aktif dalam menengahi konflik. Keterlibatan pihak ketiga untuk menyelesaikan sengketa pastinya akan mempengaruhi preferensi negara yang berkonflik.

Sebelum pihak ketiga mengintervensi dalam penyelesaian konflik di kawasan perbatasan Candi Preah Vihear, negara yang berkonflik harus berdialog terlebih dahulu. Negosiasi ini terbagi menjadi dua yaitu:

1. Negosiasi antara Perdana Menteri

Kedua negara yang bersengketa masing-masing mengirimkan perwakilannya pada 21 Juni 2008, dengan maksud untuk menyelesaikan perselisihan. 

Perwakilan dari Thailand adalah Perdana Menteri Samak Sundarajav, sementara perwakilan dari Kamboja adalah Perdana Menteri Hun Sen. Perundingan berlangsung di Kota Seam Reap di Kamboja Utara. Hasil dari negosiasi ini adalah kedua negara yang bersengketa setuju untuk menarik mundur militer mereka dari seluruh area Candi Preah Vihear.

 2. Perundingan antara Panglima Tertinggi Thailand dan Menteri Pertahanan Kamboja pada 18-19 Agustus 2008

Boonsrang Niumpradit merupakan panglima tertinggi Thailand yang melakukan dialog dengan Tea Banh yang menjadi Menteri Pertahanan Kamboja. Boonsrang diberi tugas oleh Perdana Menteri Samak untuk mewakili Thailand dalam pertemuan komisi perbatasan antara Thailand danKamboja. 

Tujuan dari pertemuan itu untuk membicarakan masalah perbatasan dalam usaha penyelesaian konflik. Namun, terjadi baku tembak antara militer kedua negara sebelum pertemuan berlangsung  pada 3 dan 15 Oktober 2008. Sehingga konflik ini tak terselesaikan atau tidak menjumpai garis akhir dalam proses bilateral.

Langkah berikutnya yang dilakukan Kamboja yaitu meminta peran ASEAN untuk mengakhiri konfliknya dengan Thailand. Setelah itu, Thailand dan Kamboja bertemu bersama di ASEAN Foreign Ministers' Meeting. Pada pertemuan tersebut, Thailand dan Kamboja sepakat untuk berpartisipasi dalam JBC Forum yang diadakan di Bogor pada April 2011. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun