Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Terbaik

10 Januari 2021   17:36 Diperbarui: 10 Januari 2021   17:36 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kelihatan aja sama aku kalau jalan kamu kakinya agak digusur," kata Asep sambil menyelidik Agus.

"Ah, kamu suka sok tahu," kata Agus. "Aku gak apa-apa Sep, kakiku juga baik-baik aja buktinya aku sanggup berjalan nih bareng kamu ke masjid," kata Agus menimpali ucapan Asep.

Agus mengajak Asep bergegas masuk ke masjid karena sudah komat. Selesai salat magrib, mereka mengaji sambil menunggu salat isya. Setelah salat isya mereka pulang ke rumahnya masing-masing dan berjanji besok mau barengan pergi ke sekolah. Agus pun pikirannya kembali mengembara dengan sejuta keinginan pergi jambore Literasi bersama teman-temannya.

Keesokan hariya, seperti biasa Agus bangun subuh tetapi dia bilang ke ibunya bahwa hari ini mau salat subuhnya di rumahnya aja. Tanpa banyak berpikir, maka ibunya pun mengiyakannya. Setelah selesai sarapan, Agus pamit kepada ibunya untuk berangkat sekolah diantar ayahnya menggunakan motor kesayangannya.

Sesampai di sekolah ternyata teman-temannya sudah pada ngumpul di depan lobby sekolah. Mereka sengaja menunggu Agus dan berencana masuk ke kelas bareng-bareng.

"Tuh ... yang ditunggu datang juga," kata Hani sambil menunjuk ke arah Agus.

"Wah senengnya," kata Agus. "Ternyata aku ditungguin nih sama cewek-cewek."

"Iya Gus, ayo kita masuk kelas," kata mereka bersamaan. Dan mereka pun berjalan beriringan masuk ke kelasnya. Di jalan tak lupa mereka bertegur sapa dengan temannya yang lain.

"Wah Agus serasa pangeran deh diapit cewek-cewek," kata Ahmad menyapa Agus.

Agus yang mendengar celotehan Ahmad tampak tertawa tawa senang,

"Iya dong Mad, serasa pangeran nih," jawab Agus lagi. Dan Ahmad pun ikut bergabung berjalan menuju kelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun