Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Terbaik

10 Januari 2021   17:36 Diperbarui: 10 Januari 2021   17:36 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ok siap As," kata mereka berbarengan.

Dan mereka berpisah di persimpangan kantor Desa. Agus hari itu memang ikut pulang dengan berjalan kaki karena ayahnya sedang ke luar kota. Agus memaksa sekolah dan ikut jalan sama teman-temannya. Saat itu, Agus merasakan sakit lagi kakinya. Hanya masih dia tahan. Dia berjalan menuju rumahnya sambil sedikit meringis. Sakit yang dirasakan Agus sekarang terasa semakin sering. Dia berpikir ada masalah apa ya dengan kakinya. Tak terasa sambil memikirkan kakinya Agus pun sampai di rumah.

Seperti yang dijanjikan tadi siang, sore itu mereka berempat janjian mau berkumpul di dangaunya Pak Haji. Mereka mau membaca bersama dan mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan lomba membaca. Nampaknya mereka sangat semangat dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka saling memotivasi untuk tetap ikut. Dan mereka berjanji untuk saling menolong dalam memberikan motivasinya. Seperti halnya sore itu.

"Agus ... Gus ..." panggil Hani.

"Iya Han, aku nunggunya di sini, di bawah pohon biar teduh," jawab Agus.

Hani mencari sumber suara dan terlihat Agus duduk di bawah pohon nangka. Memang kelihatannya pohon nangka itu sangat rindang dan teduh dan Hani pun menghampii Agus.

"Gus, teman-teman kita belum datang ya?" tanya Hani sambil mengambil tempat duduk di bangku sebelah Agus sambil menunggu Astri, Euis dan Lia. Tak berapa lama mereka pun muncul sambil mengipas-ngipas muka memakai kertas. Hari itu memang terik banget sehingga panasnya sangat menyengat di ubun-ubun.

Setelah berkumpul, lalu mereka pun melanjutkan perjalanannya menempuh pematang sawah menuju dangaunya pa Haji. Mereka berjalan beriringan sambil sedikit bercanda untuk sekedar mengurangi rasa panas. Tak berapa lama sampailah mereka di dangau itu. Lalu mereka mengambil posisi duduk dengan berbagai tempat. Agus kelihatannya sangat cape karena selain panas, kaki Agus sedang bermasalah pula, tetapi demi memenuhi janji, sakit di kakinya tak dirasakan Agus.

"Nah, sekarang kita mulai ya diskusinya," kata Lia sambil memandangi teman-temannya.

"Ok," kata Astri. "Siapa dulu yang mau mulai berbicara?"

"Saya," kata Euis. "Begini teman-teman aku baru membaca satu buku soalnya kemarin di perpustakaan bukunya habis. Ada juga buku yang tipis yang jumlah halamannya kurang dari 100 halaman."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun