Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Terbaik

10 Januari 2021   17:36 Diperbarui: 10 Januari 2021   17:36 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Astri sih baru mau buku kelima, tapi ada buku yang hanya tebalnya 115 halaman, boleh enggak ya?" kata Astri menimpali obrolan Hani dan Agus.

"Wah kamu lebih keren deh Astri," kata Agus.

"Ah, biasa aja Gus hanya kebetulan Astri lagi punya banyak waktu," kata Astri.

"Euis berapa buku?" tanya Agus ke Euis yang dari tadi senyam senyum aja.

"Aku sudah empat buku Gus, sekarang buku yang kelima mau aku pinjam ke perpustakaan," jawab Euis.

"Wah kalian ternyata hebat-hebat," kata Agus sambil tertawa.

Mereka ngobrol sambil makan siang sambil ngobrol tentang buku yang mereka baca. Kadang diselingi dengan tawa-tawa kecil. Tak nampak Agus kesakitan lagi dan itu membuat teman-temannya bahagia. Tak terasa ngobrol sampai terdengarlah bel yang menandakan jam istirahat selesai. Mereka harus berpisah untuk mengikuti jam pelajaran yang ketujuh. Mereka masuk kembali ke kelasnya masing-masing karena gurunya sudah menanti hendak mengajar.

"Ketemu lagi nanti ya ..." kata Agus sambil melambaikan tangan.

"Yups," kata Lia dan Euis berbarengan. Dan merekapun beriringan memasuki kelas menuju bangkunya masing-masing.

***

Tak terasa bel pulang pun berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelasnya masing-masing. Mereka tampak bahagia karena mungkin sebentar lagi akan sampai ke rumahnya dan siap menyantap masakan yang disiapkan ibunya. Begitu pun dengan Hani, Agus, Astri, Lia, dan Euis. Mereka tampak senang mukanya. Terbayang oleh mereka bahwa ibunya masing-masing memasakkan sayuran kesukaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun