"Iya Bu, Agus mau ikut tantangan membaca yang diadakan oleh Provinsi Jawa Barat," kata Agus sambil menghadapkan badan ke ibunya," jadi bacanya harus terprogram dan konsisten Bu."
"Oh, ada lomba Nak?" kata ibunya masih penasaran.
"Iya Bu," kata Agus. "Pemenangnya nanti akan mendapatkan medali, sertifikat, dan ikut Jambore Bu," Agus menambah penjelasan kepada ibunya.
"Oh begitu," kata ibunya sambil masih bingung. Dia pikir gak apa-apalah anaknya ikutan yang penting kegiatannya bagus dan tidak menyebabkan kelelahan secara fisik. Dan ibunya pun keluar kamar sambil di pikirannya mau nanya ke Ayahnya tentang kegiatan itu, siapa tahu dia tahu.
"Ibu keluar dulu Nak, kalau sudah selesai nanti makan siang ya, khawatir keburu dingin," kata ibunya sambil ngeloyor keluar kamar Agus. Di kepalanya dia masih bingung dengan ucapan anaknya tadi. Masa membaca ada lombanya, sebab yang dia tahu dulu waktu sekolah yang ada lombanya adalah membaca puisi.
Keluar ibunya dari kamar pekerjaan Agus pun selesai. Dia langsung keluar kamar dan menuju meja makan. Benar saja ibunya sudah menyiapkan makanan kesukaannya. Sayur asem, sambel goang, dan ikan nila goreng. Tanpa menunda waktu Agus langsung melahapnya. Tak berapa lama habislah ikan di piring. Sambil mengucap alhamdulillah Agus beranjak dari kursi makan sambil mengelus perutnya yang kekenyangan. Dia pergi ke beranda untuk menghirup udara segar sambil berpikir siapa tahu ada ide lagi untuk menyelesaikan tantangan itu. Agus bertekad bahwa dia harus mendapatkan medali itu serta ikut jambore apapun alasannya.
Dia tak peduli berapa lama dan berapa banyak temannya yang bingung dengan tekadnya yang penting harus dapat. Sambil membayangkan ikut jambore Agus tiduran di teras dan tak lama pun terlelap. Saking terlelapnya dia bermimpi sedang mengikuti jambore literasi di suatu tempat yang sangat indah. Dalam mimpinya dia sedang mengikuti kegiatan bersama teman-temannya. Dia sedang asyik mengikuti lomba tiba-tiba harus loncat tangga. Dia nampak kebingungan karena tak pernah loncat ataupun berlari. Di sana tak ada yang mau menolongnya. Semua orang asyik sendiri-sendiri. Dalam kebingungannya Agus memberanikan loncat dan ....
Gubrag ... Agus terjatuh dari loncatannya. Dia mengaduh dan berteriak sekuat tenaganya. Tiba-tiba ada tangan yang terulur dan Agus mencoba menggapainya. Walau awalnya sangat susah akhirnya tergapai juga. Sedang asyik memegang tangan itu, tiba-tiba terdengar suara yang seperti dia kenal.
"Nak, mimpi apa sih sampai terjatuh gitu?" ibunya bertanya.
"Hah mimpi?" Agus tampak menggosok-gosokkan mata dengan tangannya.
"Iya, tapi kamu jatuh sambil berteriak-teriak," kata ibunya. "Sampai ibu yang di dapur pun kaget karena teriakan itu."