Hari pembagian rapor pun tiba. Siswa datang dengan pakaian rapi, sementara para orang tua tampak penuh harap menunggu di aula sekolah. Sebelum rapor dibagikan, kepala sekolah, Pak Abdul, memberikan sambutan.
"Rapor ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari proses belajar kita bersama. Saya mengapresiasi kerja keras para guru yang telah mengolah nilai dengan teliti. Terima kasih atas dedikasi kalian," katanya.
Saat rapor diserahkan, ada momen haru ketika salah satu siswa, Diana, yang sebelumnya mengalami kesulitan belajar, menunjukkan peningkatan signifikan. Ibunya memeluk Dina dengan mata berkaca-kaca.
"Terima kasih banyak, Bu Juni, sudah sabar membimbing anak saya," ucapnya penuh rasa syukur.
Di sisi lain, ada juga orang tua yang berdiskusi dengan guru tentang rencana mendukung anaknya di semester berikutnya.
Setelah acara selesai, para guru berkumpul di ruang guru untuk menikmati makan siang bersama. Pak Alif yang dikenal sebagai penghibur suasana, kembali membuat semua tertawa dengan cerita-cerita lucunya.
"Saya jadi penasaran, kalau logo terbalik di rapor itu dianggap seni kreatif atau kelalaian ya?" canda Pak Alif sambil melirik Bu Nur.
Semua pun tertawa lepas, termasuk Bu Yuni yang mengakui kesalahannya dengan santai.
Meski melelahkan, momen-momen ini menjadi kenangan indah bagi para guru. Pengalaman saling membantu dan berbagi selama pengolahan rapor mempererat keharmonisan di antara mereka.
"Tahun depan pasti akan ada cerita seru lagi," kata Bu Faridah sambil tersenyum. Para guru pun kembali ke rumah masing-masing dengan hati lega, siap untuk menikmati liburan yang sudah lama dinantikan.
Catatan: Cerita ini dikembangkan dengan bantuan AI ChatGPT dari OpenAI.