Di sisi lain, penerapan mekanisme Innovative Credit Scoring (ICS) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan inklusi keuangan sekaligus memitigasi risiko. ICS memungkinkan lembaga keuangan melakukan penilaian kredit secara lebih akurat dan berbasis data, termasuk data alternatif seperti riwayat pembayaran tagihan, transaksi digital, dan aktivitas ekonomi lainnya. Dengan ICS, lembaga keuangan dapat mengidentifikasi profil risiko dengan lebih baik, sehingga meminimalkan potensi kredit macet sambil tetap memberikan akses kepada jamaah yang sebelumnya sulit memenuhi persyaratan kredit tradisional. Hal ini memperkuat keberlanjutan pembiayaan sekaligus meningkatkan efisiensi operasional lembaga keuangan.
Strategi Pengembangan Pembiayaan Haji dan Umrah
Untuk memastikan aksesibilitas yang lebih luas dan keberlanjutan pembiayaan haji dan umrah, diperlukan strategi yang terintegrasi dan inovatif. Strategi ini harus mampu menjawab tantangan inklusi keuangan, pengelolaan risiko, serta pemberdayaan masyarakat dan UMKM dalam ekosistem haji dan umrah. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Skema Pembiayaan Inklusif:
a. Mengembangkan produk pembiayaan syariah yang fleksibel seperti cicilan tanpa bunga atau akad ijarah yang sesuai dengan prinsip syariah.
b. Melibatkan lembaga zakat, infak, dan wakaf untuk memberikan subsidi bagi jamaah dari golongan tidak mampu.
c. Memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas akses pembiayaan, seperti platform fintech berbasis syariah yang dapat menjangkau masyarakat di daerah terpencil.
2. Kemitraan dengan UMKM:
a. Mendorong kemitraan antara lembaga pembiayaan, penyelenggara perjalanan haji dan umrah, serta pelaku UMKM untuk menyediakan kebutuhan jamaah.
b. Memberikan pelatihan kepada UMKM lokal untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka.
c. Menciptakan ekosistem perdagangan halal yang mendukung kebutuhan jamaah selama proses ibadah, baik di tanah air maupun di tanah suci.