Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2025, Menuju Transformasi Digital dan Ekosistem Berkelanjutan
Pendahuluan
Perbankan syariah Indonesia menghadapi tahun 2025 dengan momentum yang semakin kuat.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perbankan syariah global.
Sejarah panjang perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, mulai dari berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1991 hingga terbentuknya berbagai regulasi yang mendukung sektor ini, menunjukkan komitmen yang konsisten untuk mengembangkan sistem keuangan syariah yang inklusif dan berdaya saing.
Peran pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat menjadi katalis penting dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan sektor ini.
Transformasi perbankan syariah semakin terasa dengan berbagai kebijakan strategis yang telah diterapkan, termasuk pengesahan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
UU ini memberikan landasan hukum yang kokoh bagi konsolidasi, penguatan kelembagaan, dan diversifikasi produk keuangan syariah.
Selain itu, visi jangka panjang untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia semakin relevan di tengah pertumbuhan industri halal global yang pesat.
Perbankan syariah memiliki peran sentral dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang terintegrasi, mulai dari pembiayaan UMKM, dukungan industri halal, hingga pengelolaan filantropi Islam.
Selain itu, perbankan syariah juga memiliki potensi besar untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) melalui pembiayaan proyek-proyek hijau, pemberdayaan UMKM, dan dukungan terhadap inklusi keuangan.
Komitmen terhadap SDGs memberikan peluang bagi perbankan syariah untuk memainkan peran lebih signifikan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, sektor ini tidak terlepas dari berbagai tantangan. Literasi keuangan syariah yang masih rendah, persaingan dengan perbankan konvensional, dan tekanan untuk berinovasi di era digital menjadi isu yang perlu diatasi secara serius.
Oleh karena itu, diperlukan strategi komprehensif untuk memperkuat posisi perbankan syariah sebagai pilar utama perekonomian nasional.
Outlook 2025 ini akan membahas peluang, tantangan, dan langkah strategis yang harus diambil oleh perbankan syariah Indonesia untuk menghadapi masa depan yang penuh dinamika.
Peluang Pertumbuhan
Digitalisasi dan Inovasi Teknologi Digitalisasi menjadi kunci dalam menghadapi persaingan perbankan yang semakin kompetitif.
Kehadiran fintech syariah, implementasi open banking, serta pengembangan aplikasi berbasis AI dapat membantu perbankan syariah memperluas jangkauan layanan kepada generasi milenial dan Gen Z.
Selain itu, teknologi blockchain memiliki potensi besar untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam transaksi syariah, khususnya dalam hal pengelolaan dana zakat, wakaf, dan sukuk.
Dengan memperkuat infrastruktur digital, perbankan syariah dapat menjadi pelopor dalam inovasi layanan keuangan berbasis teknologi di Indonesia.
Dukungan Regulasi UU P2SK memberikan kerangka hukum yang lebih jelas untuk konsolidasi dan pengembangan perbankan syariah, termasuk peluang merger, akuisisi, dan pengembangan produk syariah baru.Â
Selain itu, regulasi ini juga membuka peluang untuk pengembangan instrumen keuangan syariah yang lebih kompleks seperti green sukuk, wakaf-linked sukuk, dan instrumen lainnya yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Merger dan akuisisi di sektor ini juga diharapkan dapat menciptakan institusi keuangan syariah yang lebih kuat, mampu bersaing di tingkat regional dan internasional.
Ekosistem Halal dan UMKM Keterkaitan erat perbankan syariah dengan ekosistem industri halal dan UMKM menciptakan peluang untuk tumbuh bersama.Â
Peningkatan permintaan akan produk halal domestik dan global dapat menjadi katalis pertumbuhan perbankan syariah, terutama melalui pembiayaan berbasis murabahah, mudharabah, dan musyarakah.
Dengan semakin berkembangnya sektor pariwisata halal, seperti kawasan wisata Lombok dan Aceh, perbankan syariah juga memiliki peluang untuk menyediakan layanan keuangan yang mendukung pengembangan infrastruktur dan layanan pariwisata halal.
Dukungan Pemerintah dan BPES Pemerintah melalui Badan Pengembangan Ekonomi Syariah (BPES) terus mendorong berbagai program strategis, termasuk penguatan literasi keuangan syariah dan promosi produk-produk berbasis syariah di pasar global.
BPES juga fokus pada pengembangan kolaborasi antara sektor keuangan syariah dan sektor riil, seperti pertanian dan energi terbarukan, untuk menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas.
Upaya ini diharapkan dapat memperluas kontribusi perbankan syariah dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan dan mencapai target inklusi keuangan nasional.
Peran Pasar Global Dengan meningkatnya minat global terhadap instrumen keuangan syariah, seperti sukuk, perbankan syariah Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas pasar keuangan internasional.
Potensi ini dapat dimanfaatkan dengan memanfaatkan hubungan bilateral dan multilateral, termasuk melalui forum internasional seperti Islamic Development Bank (IsDB) dan kerja sama dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Dengan demikian, perbankan syariah Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam menyediakan solusi keuangan syariah global.
Tantangan yang Harus Diatasi
Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia masih rendah, sekitar 9,1% berdasarkan data OJK.
Upaya masif diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat perbankan syariah.
Strategi literasi harus mencakup pendekatan berbasis komunitas, pelatihan digital untuk generasi muda, serta kampanye nasional yang melibatkan tokoh agama dan lembaga pendidikan.
Selain itu, akses ke produk perbankan syariah harus diperluas ke daerah-daerah terpencil melalui inovasi layanan digital dan pembukaan kantor cabang di daerah strategis.
Kompetisi dengan Perbankan Konvensional dan Fintech Perbankan syariah harus mampu menawarkan nilai tambah yang kompetitif dibandingkan perbankan konvensional dan fintech non-syariah yang agresif dalam digitalisasi.
Hal ini mencakup pengembangan produk inovatif yang sesuai dengan prinsip syariah, efisiensi operasional untuk menurunkan biaya layanan, serta investasi dalam teknologi terkini untuk meningkatkan pengalaman nasabah.
Persaingan juga semakin menantang dengan masuknya pemain fintech global yang menawarkan layanan berbasis syariah, sehingga mendorong perbankan syariah untuk berinovasi lebih cepat.
Konsolidasi dan Efisiensi Fragmentasi sektor perbankan syariah memerlukan langkah konsolidasi lebih lanjut untuk menciptakan institusi yang lebih kuat dan efisien.
Bank syariah kecil sering kali menghadapi tantangan dalam bersaing dengan bank konvensional besar, baik dalam hal kapasitas modal maupun jangkauan layanan.
Konsolidasi diperlukan untuk menciptakan sinergi operasional, meningkatkan daya saing, dan menciptakan bank syariah berskala besar yang mampu beroperasi di pasar regional.
Selain itu, efisiensi internal harus ditingkatkan melalui adopsi teknologi, otomatisasi proses, dan manajemen risiko yang lebih baik.
Kepatuhan Syariah dan Kepercayaan Publik Salah satu tantangan utama adalah menjaga kepatuhan syariah yang ketat dan transparansi dalam operasional perbankan syariah. Isu kepercayaan publik menjadi krusial, terutama ketika terjadi kesalahan dalam pengelolaan dana atau pelanggaran prinsip syariah.Â
Oleh karena itu, perbankan syariah harus memperkuat fungsi Dewan Pengawas Syariah (DPS), meningkatkan transparansi melalui laporan berkala yang dapat diakses publik, serta melibatkan ulama dan akademisi dalam pengembangan produk dan kebijakan syariah.
Adaptasi terhadap Perubahan Ekonomi Global Ketidakpastian ekonomi global, seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, dapat memengaruhi kinerja perbankan syariah.
Untuk menghadapi tantangan ini, bank syariah harus memiliki strategi mitigasi risiko yang solid, termasuk diversifikasi portofolio pembiayaan, fokus pada sektor-sektor yang tahan krisis seperti pertanian dan energi terbarukan, serta memperkuat kolaborasi dengan lembaga internasional untuk mendukung stabilitas operasional.
Strategi Menuju 2025
Penguatan Digital Banking Perbankan syariah harus mempercepat adopsi teknologi digital, termasuk pengembangan layanan neobank syariah, integrasi dengan ekosistem e-commerce halal, dan pemanfaatan big data untuk analisis perilaku nasabah.
Selain itu, perlu dibangun platform digital yang dapat mengintegrasikan layanan keuangan syariah, seperti zakat, wakaf, dan pembiayaan UMKM, untuk menciptakan kemudahan akses bagi masyarakat.
Keterkaitan dengan Industri Halal Membentuk kemitraan strategis dengan pelaku industri halal, seperti sektor makanan, fesyen, dan pariwisata halal, untuk menciptakan sinergi dalam rantai nilai ekonomi syariah.
Perbankan syariah juga dapat berperan dalam menyediakan pembiayaan khusus untuk sertifikasi halal dan pengembangan produk halal unggulan, sehingga meningkatkan daya saing pelaku usaha di pasar global.
Peningkatan Literasi Keuangan Menggandeng Kementerian Pendidikan, pondok pesantren, dan perguruan tinggi untuk memasukkan kurikulum keuangan syariah sebagai bagian dari program pendidikan nasional.
Selain itu, program literasi keuangan berbasis digital harus diperluas dengan melibatkan influencer media sosial dan platform edukasi daring untuk menjangkau generasi muda yang lebih luas.
Diversifikasi Produk dan Jasa Keuangan Mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar, seperti green sukuk untuk pembiayaan berkelanjutan, kartu kredit syariah berbasis ijarah, dan layanan wealth management syariah.
Selain itu, perbankan syariah perlu menawarkan produk tabungan berbasis digital yang kompetitif, seperti tabungan emas syariah dan instrumen investasi berbasis syariah yang mudah diakses melalui aplikasi.
Konsolidasi dan Ekspansi Regional Perbankan syariah harus fokus pada konsolidasi untuk menciptakan bank syariah berskala besar yang mampu bersaing di tingkat ASEAN. Langkah ini juga didukung oleh UU P2SK yang memfasilitasi merger dan akuisisi.
Selain itu, ekspansi layanan perbankan syariah ke pasar regional, seperti Malaysia, Brunei, dan Timur Tengah, dapat dilakukan melalui kemitraan strategis dan pengembangan cabang internasional.
Kolaborasi dengan Teknologi Finansial Menjalin kerja sama dengan fintech syariah untuk menciptakan ekosistem layanan yang terintegrasi. Kolaborasi ini dapat mencakup pengembangan sistem pembayaran digital berbasis syariah, platform crowdfunding untuk wakaf produktif, dan solusi keuangan mikro bagi pelaku UMKM yang belum terlayani.
Fokus pada Keberlanjutan dan ESG Perbankan syariah perlu memperkuat komitmennya terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan menawarkan pembiayaan hijau, mendukung proyek-proyek berkelanjutan, dan memastikan kepatuhan terhadap standar syariah yang juga mendukung keberlanjutan.
Dengan komitmen ini, bank syariah dapat mendukung pencapaian SDGs secara signifikan, termasuk pengurangan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan, dan perlindungan lingkungan.
Kesimpulan
Dengan berbagai peluang yang ada, tahun 2025 menjadi tahun yang menjanjikan bagi perbankan syariah Indonesia untuk tumbuh lebih pesat. Namun, hal ini hanya dapat tercapai jika tantangan utama, seperti literasi keuangan dan kompetisi yang semakin ketat, dapat diatasi.
Sinergi antara pemerintah, BPES, industri halal, dan pelaku perbankan syariah menjadi kunci untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia.
Selain itu, keberhasilan perbankan syariah Indonesia di tahun 2025 sangat bergantung pada kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi, ekonomi global, dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.
Dengan langkah-langkah strategis seperti merger dan akuisisi untuk menciptakan institusi yang lebih kuat, serta fokus pada SDGs, perbankan syariah dapat memainkan peran signifikan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, perbankan syariah Indonesia siap menjadi pelopor ekonomi syariah yang berdaya saing tinggi di tingkat global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H