Tantangan yang Harus Diatasi
Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia masih rendah, sekitar 9,1% berdasarkan data OJK.
Upaya masif diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat perbankan syariah.
Strategi literasi harus mencakup pendekatan berbasis komunitas, pelatihan digital untuk generasi muda, serta kampanye nasional yang melibatkan tokoh agama dan lembaga pendidikan.
Selain itu, akses ke produk perbankan syariah harus diperluas ke daerah-daerah terpencil melalui inovasi layanan digital dan pembukaan kantor cabang di daerah strategis.
Kompetisi dengan Perbankan Konvensional dan Fintech Perbankan syariah harus mampu menawarkan nilai tambah yang kompetitif dibandingkan perbankan konvensional dan fintech non-syariah yang agresif dalam digitalisasi.
Hal ini mencakup pengembangan produk inovatif yang sesuai dengan prinsip syariah, efisiensi operasional untuk menurunkan biaya layanan, serta investasi dalam teknologi terkini untuk meningkatkan pengalaman nasabah.
Persaingan juga semakin menantang dengan masuknya pemain fintech global yang menawarkan layanan berbasis syariah, sehingga mendorong perbankan syariah untuk berinovasi lebih cepat.
Konsolidasi dan Efisiensi Fragmentasi sektor perbankan syariah memerlukan langkah konsolidasi lebih lanjut untuk menciptakan institusi yang lebih kuat dan efisien.
Bank syariah kecil sering kali menghadapi tantangan dalam bersaing dengan bank konvensional besar, baik dalam hal kapasitas modal maupun jangkauan layanan.