Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Bankir - SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Innovative Credit Scoring dalam Rangka Meningkatkan Inklusi Keuangan

7 Desember 2024   06:34 Diperbarui: 7 Desember 2024   06:37 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manfaat Innovative Credit Scoring

  1. Peningkatan Akses Kredit untuk Unbanked dan Underbanked
    Sistem ini memungkinkan individu tanpa riwayat kredit formal untuk diakses oleh lembaga keuangan. Contohnya adalah penggunaan data tagihan utilitas dan pola penggunaan aplikasi digital sebagai indikator kelayakan kredit. Hal ini membuka pintu bagi jutaan orang yang sebelumnya terpinggirkan dari sistem keuangan formal.
  2. Efisiensi dalam Proses Penilaian Kredit    
    Dengan otomatisasi berbasis teknologi, lembaga keuangan dapat melakukan penilaian kredit lebih cepat dan dengan biaya lebih rendah. Waktu persetujuan pinjaman dapat dipersingkat dari beberapa hari menjadi hitungan jam atau bahkan menit.     
  3. Mengurangi Risiko Kredit Macet  
    Dengan memanfaatkan data yang lebih luas, algoritma dapat mendeteksi potensi risiko dengan lebih akurat, sehingga menurunkan tingkat kredit macet (non-performing loans).
  4. Meningkatkan Inklusi Keuangan  
    Innovative credit scoring berkontribusi pada peningkatan inklusi keuangan dengan memungkinkan lebih banyak orang mengakses layanan keuangan formal. Hal ini mendukung target nasional dan global dalam memperluas akses keuangan untuk semua.
  5. Mendorong Pemberdayaan Koperasi dan UMKM          
    Penerapan innovative credit scoring dapat secara langsung mendukung koperasi dan UMKM, terutama yang berada dalam kategori unbankable dan unbanked. Dengan teknologi ini, koperasi dapat lebih mudah mendapatkan akses pendanaan dan memanfaatkan kredit secara produktif, sementara UMKM dapat menggunakan dana tersebut untuk mengembangkan usaha mereka.

Implementasi di Indonesia

Studi Kasus: Platform Digital

1. Amartha
Amartha adalah platform peer-to-peer lending yang menggunakan teknologi credit scoring berbasis komunitas. Model ini mengevaluasi kelayakan kredit berdasarkan data sosial dan komunitas UMKM pedesaan. Pendekatan ini telah berhasil menyalurkan pinjaman ke ribuan pelaku usaha mikro yang sebelumnya sulit mengakses layanan keuangan formal.

2. DOKU
DOKU menyediakan solusi pembayaran digital dan micro-financing dengan memanfaatkan riwayat transaksi pengguna. Sistem mereka menggabungkan data digital dengan analisis berbasis AI untuk menentukan kelayakan kredit. Hal ini memberikan alternatif bagi individu yang tidak memiliki riwayat kredit formal tetapi aktif dalam transaksi digital.

3. Cloudun Technology Indonesia      
Cloudun Technology Indonesia adalah perusahaan teknologi yang menawarkan solusi innovative credit scoring berbasis AI dan big data. Cloudun memanfaatkan data alternatif seperti perilaku pengguna aplikasi, transaksi digital, dan data IoT (Internet of Things) untuk menciptakan model penilaian risiko kredit yang akurat. 

Layanan ini mendukung institusi keuangan untuk meningkatkan efisiensi, memperluas akses kredit, dan mengelola risiko dengan lebih baik. Cloudun juga menyediakan layanan pemasaran digital dan manajemen risiko yang dirancang untuk meningkatkan kinerja lembaga keuangan.

Peran Pemerintah, Kementerian Koperasi, dan Kementerian UMKM

  1. Kementerian Koperasi dan UKM  
    Kementerian Koperasi dan UKM dapat mengambil peran strategis dalam mendorong adopsi innovative credit scoring sebagai bagian dari pemberdayaan koperasi dan UMKM. Sebagai contoh:
    1. Peningkatan Akses Pembiayaan untuk Koperasi:
      Melalui integrasi teknologi penilaian kredit, koperasi yang sering kali dianggap berisiko tinggi dapat memperoleh akses ke pendanaan berbasis data alternatif. Sistem ini memungkinkan koperasi untuk menunjukkan kelayakan mereka melalui riwayat pembayaran anggota, data transaksi digital, atau performa usaha.
    2. Program Inovasi Kredit untuk UMKM:    
      Kementerian dapat meluncurkan inisiatif berbasis teknologi yang memungkinkan UMKM mendapatkan pinjaman tanpa perlu jaminan fisik, cukup dengan data digital dan performa usaha sebagai basis kelayakan.
  1. Kementerian UMKM          
    Kementerian UMKM dapat bekerja sama dengan fintech dan lembaga keuangan berbasis teknologi untuk memberikan solusi kredit bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang belum memiliki riwayat kredit. Program seperti:

    1. Digitalisasi UMKM:
      Meningkatkan digitalisasi transaksi UMKM agar data mereka dapat digunakan sebagai indikator kelayakan kredit. Dengan ini, pelaku usaha yang sebelumnya unbankable dapat dinilai berdasarkan performa bisnis mereka secara digital.
    2. Kemitraan dengan Fintech:
      Menggalang kerja sama dengan platform seperti Amartha dan Cloudun Technology Indonesia untuk memastikan akses kredit yang lebih luas, terutama bagi pelaku usaha di pedesaan.
  1. Kolaborasi Antar Kementerian      
    Kementerian Koperasi, UMKM, dan OJK dapat bekerja sama dalam membuat kerangka kerja regulasi yang memungkinkan penerapan innovative credit scoring secara luas di sektor koperasi dan UMKM. Kolaborasi ini mencakup:

           a.   Penyediaan basis data nasional untuk koperasi dan UMKM.

           b.  Standardisasi penggunaan data alternatif untuk penilaian kredit.

           c.  Edukasi dan pelatihan kepada koperasi dan UMKM tentang manfaat teknologi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun