Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Bankir - SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Innovative Credit Scoring dalam Rangka Meningkatkan Inklusi Keuangan

7 Desember 2024   06:34 Diperbarui: 7 Desember 2024   06:37 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Innovative Credit Scoring dalam Rangka Meningkatkan Inklusi Keuangan

Pendahuluan

Inklusi keuangan adalah kemampuan individu dan komunitas untuk mengakses layanan keuangan formal yang berkualitas dengan biaya terjangkau dan cara yang mudah. Inklusi keuangan menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi yang berkelanjutan karena dapat membuka peluang ekonomi baru, mengurangi kesenjangan sosial, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 

Menurut Bank Dunia, akses terhadap layanan keuangan formal memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya di negara-negara berkembang.

Namun, realitasnya menunjukkan bahwa banyak masyarakat, terutama di negara-negara berkembang, masih belum memiliki akses ke layanan keuangan formal. Data dari Global Findex 2021 menunjukkan bahwa sekitar 1,4 miliar orang di seluruh dunia masih termasuk dalam kategori unbanked, yaitu tidak memiliki rekening bank atau akses ke layanan keuangan formal. 

Di Indonesia, meskipun indeks inklusi keuangan telah meningkat menjadi 85,10% pada 2022, angka ini masih di bawah target nasional 90% yang dicanangkan pemerintah untuk tahun 2024.

Mengapa Inklusi Keuangan Penting?        
Inklusi keuangan berfungsi sebagai katalisator dalam menggerakkan roda ekonomi. Dengan akses ke layanan keuangan seperti tabungan, pinjaman, dan asuransi, masyarakat memiliki alat yang lebih baik untuk menghadapi risiko keuangan, mendukung kebutuhan sehari-hari, dan membangun bisnis yang berkelanjutan. 

Inklusi keuangan juga memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), yang menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja.

Hambatan Inklusi Keuangan          
Salah satu hambatan utama dalam meningkatkan inklusi keuangan adalah keterbatasan akses masyarakat terhadap kredit. Sistem penilaian kredit tradisional yang mengandalkan riwayat kredit formal menyulitkan banyak orang untuk mendapatkan pinjaman. Misalnya, individu yang bekerja di sektor informal atau yang tidak memiliki rekening bank sering kali dianggap berisiko tinggi oleh lembaga keuangan karena tidak memiliki data kredit yang terdokumentasi dengan baik. 

Akibatnya, kelompok ini, yang sebagian besar terdiri dari unbanked dan underbanked, sulit mendapatkan akses ke layanan keuangan formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun