Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Bankir - SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Outlook UMKM 2025: Tantangan dan Peluang

14 September 2024   16:45 Diperbarui: 14 September 2024   16:51 2170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Outlook UMKM 2025: Tantangan dan Peluang

 

Pada tahun 2025, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diproyeksikan menghadapi tantangan yang semakin kompleks di tengah perkembangan ekonomi nasional maupun global. 

Dua faktor utama yang akan berpengaruh besar terhadap masa depan UMKM di Indonesia adalah penurunan daya beli kelas menengah dan meningkatnya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) pada sektor ini. 

Selain itu, peran Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), insentif fiskal, dan keuangan syariah, termasuk BPR Syariah, KSP Syariah, dan lembaga keuangan mikro syariah lainnya, diharapkan memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan UMKM. 

Insentif pajak yang diberikan tidak hanya bertujuan meringankan beban UMKM, tetapi juga secara agregat dapat meningkatkan pendapatan negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Artikel ini akan mengulas bagaimana isu-isu tersebut memengaruhi outlook UMKM di tahun 2025, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk menjaga keberlanjutan sektor UMKM dalam jangka panjang.

Penurunan Daya Beli Kelas Menengah: Dampak terhadap UMKM

Kelas menengah telah lama menjadi penggerak utama konsumsi domestik di Indonesia. Namun, tanda-tanda perlambatan daya beli kelas menengah semakin terlihat sejak beberapa tahun terakhir. 

Menurut data yang dirilis pada tahun 2024, kelas menengah Indonesia mengalami tekanan akibat inflasi, stagnasi pendapatan, dan kenaikan biaya hidup yang signifikan. Tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2025, yang pada akhirnya menurunkan kemampuan belanja kelas menengah untuk produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM.

Salah satu dampak langsung dari penurunan daya beli kelas menengah adalah berkurangnya permintaan terhadap barang dan jasa yang disediakan oleh UMKM. Dengan sekitar 60% dari total konsumsi domestik berasal dari kelas menengah, penurunan daya beli kelompok ini akan berimplikasi signifikan terhadap pendapatan UMKM. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun