Mohon tunggu...
Aisha Seftiani
Aisha Seftiani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Life is a choice

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Bisa

5 Februari 2021   13:31 Diperbarui: 5 Februari 2021   14:51 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Selesai masa-masa ospek, mulailah kuliah. Aku pertama kali masuk kelas merasa malu, takut, dan merasa canggung karena berbeda jauh denganku. Mereka terlihat mewah sedangkan aku biasa-biasa saja tetapi seiring berjalannya waktu teman-teman kelasku sangatlah baik, tidak memandang apa pun termasuk juga tidak memandang keadaan. Aku sangat bersyukur dan senang sekali memiliki teman seperti mereka.

Dua bulan aku lalui, sore hari ada informasi mengenai beasiswa akupun terkejut mendengar informasi itu. Aku sangatlah antusias ingin mendaftar dan mengikuti beasiswa tersebut. Bercerita dengan temanku, aku di support harus mengikuti beasiswanya.

Akhirnya tanpa berpikiran panjang aku daftar dan mengikuti beasiswa tersebut. Aku berdoa supaya aku terpilih dan mendapatkan beasiswanya agar aku bisa meringankan dan membanggakan orang tua juga ingin membuktikan kepada semua bahwa aku bisa mencapai cita-citaku.

Setelah satu minggu pendaftaran akhirnya keluar daftar nama mahasiswa yang lolos dan mendapatkan beasiswa tersebut. Rasanya jantungku tidak normal, bedetak kencang kembali setelah berdetak kencang diawal aku mengikuti tes.

Hari itu aku tiba di kampus, temanku datang dengan muka bahagia juga senyum tipis di bibirnya telihat semakin cantik dengan matanya yang sipit juga kerudung yang berwarna pink menambah kecantikannya. Dia memukul punggungku sembari berkata
" Hey udah datang aja nih pagi-pagi "
" Iya dong harus rajin " jawabku
" Kamu sudah lihat belum siapa saja mahasiswa yang mendapatkan beasiswanya? " Tanya temanku
" Belum tuh " jawabku kembali
" Lihat dulu tuh " katanya kembali sembari senyum tipisnya keluar.
Akupun bersama temanku menuju lobby untuk melihat pengumuman mahasiswa yang mendapatkan beasiswa.
Aku melihat pengumuman itu dan sangat tidak percaya, sangatlah tidak percaya. Akhirnya aku lolos dan mendapatkan beasiswa itu, aku dan temanku saling merangkul, menangis karena senang bahagia.
Hari itu aku sangat bahagia karena aku bisa mendapatkan beasiswa dan terkabulkan doaku yang dari waktu kecil ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi juga mendapatkan beasiswa penuh, tentu saja ingin sekali membanggakan orang tuaku dan orang-orang yang sudah baik padaku selama ini.

Aku sangat berterima kasih kepada orang-orang yang selama ini mendoakan ku, membantuku, juga menyemangatiku dalam hal apa pun hingga aku bisa seperti sekarang menjadi mahasiswa dan bisa mendapatkan beasiswa yang selama ini aku impi-impikan.

Untuk Ibuku tersayang yang juga tidak ada yang bisa mengalahi kebaikannya, aku anakmu sudah menjadi mahasiswa kedokteran dengan beasiswa penuh akan membuatmu bangga kepadaku, terima kasih banyak ibu sudah mendoakan ku, mengurusku, juga mendidikku tanpa lelah hingga aku tumbuh seperti sekarang. Sehat dan panjang umur lah ibu, tunggu aku nanti akan berbalas budi dan akan membahagiakanmu.

Ini kisah hidupku dimana aku seorang yang tak punya harta berlimpah tetapi dengan niat, doa serta usaha akan menjadikanku ke arah yang lebih baik dengan bisa tercapainya keinginan dan cita-citaku untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi hingga aku bisa menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi favorit di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun