Mohon tunggu...
Aisha Seftiani
Aisha Seftiani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Life is a choice

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Bisa

5 Februari 2021   13:31 Diperbarui: 5 Februari 2021   14:51 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Beberapa menit usai sudah aku melakukannya dengan penuh keyakinan, aku keluar dengan tersenyum tipis pada dunia.
Seperti ada yang merasa bahagia di hari ini,
" Ya, aku telah menyelesaikan tes ini dengan bantuan doa dari semua sehingga aku dilancarkan. " Kataku dalam hati sambil melangkah keluar dari ruangan.
" Hai na, duluan ya. " Sapa temanku
" Oh ya silahkan, hati-hati dijalan. " Jawabku
Aku sangat meresa lega hari itu karena aku merasa saat mengerjakan soal-soal terasa tidak telalu sulit dengan apa yang aku bayangkan.

Aku pulang dengan wajah yang ceria bagaikan bulan sabit yang indah hadir di sore hari. Lalu ibu bertanya kepadaku
" Bagaimana?lancar? "
" Alhamdulillah lancar bu, ini semua berkat doa ibu dan semuanya yang mendoakanku." Jawabku
" Alhamdulillah ibu doakan semoga mendapat jalan yang terbaik. "
Aku pun menjawab kembali
" Iya aamiin bu. " Sambil mencium tangan ibuku.
Tidak sabar rasanya ingin cepat-cepat mengetahui hasil tes yang aku kerjakan dengan kerja kerasku dari pagi hingga malam aku belajar dengan keras.

Hari demi hari aku lewati, tiba saatnya hari dimana keluar hasil tesnya yang aku sangat tunggu-tunggu. Perasaanku sangat takut, jantungku kembali berdebar. Tidak ingin menyianyiakan orang tua dan guruku yang sudah memberikan banyak jalan dan kemudahan serta doa bagiku.
Tiba di sekolah guruku menyambut dengan senyum dan menyapaku untuk segera masuk ke ruangan komputer.

Perlahan-lahan dengan jantung yang semakin berdebar kencang, aku mengklik mouse dan hasilnya pun terbayarkan dengan semua kerja keras yang aku lakukan, guruku langsung memeluk dan mengucapkan selamat kepadaku. Akhirnya aku diterima di Fakultas Kedokteran. Dengan senang hati aku memeluk balik guruku dengan penuh kebahagian dan tidak sia-sia aku belajar hingga larut malam.

Setibanya di rumah, ibu, adik dan saudaraku berkumpul, ibu lalu bertanya kepadaku
" Bagaimana? "
" Alhamdulillah bu. " Jawabku.

Ibu langsung memelukku dengan rasa penuh kebahagiaan dan air mata yang mengalir deras membasahi pipinya. Mengusap kepalaku dan mencium pipiku dengan wajah penuh bahagia. Adik dan saudaraku pun mengucapkan selamat kepadaku.

Selama aku menunggu jadwal masuk kuliah, aku mengisi hari-hariku dengan membantu ibu berjualan dan juga belajar untuk mempersiapkan kuliah agar nanti dimana mulai kuliah ada sedikit bayangan materi di kepalaku.

Beberapa minggu kemudian aku akhirnya mulai masuk kuliah, di kampus banyak sekali kakak tingkat yang melihat kami, adik tingkatnya. Aku merasa malu dilihat banyak orang, karena tidak terbiasa jika dilihat banyak orang itu rasanya malu sekali bagiku.

Waktu ospek pun terjadi mungkin kebanyakan orang mengganggap ospek itu hal menakutkan karena berbagai macam rintangan harus dilalui sebagai mahasiswa baru.

Tetapi menurutku ospek itu adalah hal yang menyenangkan seru juga menantang, aku sangat menyukai hal itu rasanya ada kesan tersendiri bagiku untuk menyesaikan dan menghadapinya, ya aku memang sedikit cengeng tetapi tidak dalam hal mencoba sesuatu, justru aku lebih menyukai tantangan, mau menerima hal menyakitkan jika kita berbuat salah dan mau menerima kebahagiaan ketika kita berbuat baik dan benar. Selama menjalankan ospek aku dituntut untuk disiplin, menurutku itu hal yang penting dan bagus karena memang benar juga terkadang ada yang kurang disiplin apalagi disiplin dalam waktu itu sangatlah terbukti banyak yang kurang disiplin.

Selain dituntut untuk disiplin juga dituntut sabar dan juga saling berbagi satu sama lain, banyak menjalin hubungan komunikasi dengan teman baru. Aku pertama kali mendapatkan teman saat sedang manjalankan ospek yang sekarang menjadi bahan cerita bagi kami karena masa ospek itulah masa-masa pertama kita bertemu, berkenalan juga masa dimana kita memulai untuk berjuang demi masa depan kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun