Merepost dari postingan Instagram @sobatkampus, “Aku menunda mengerjakan tugas bukan karena malas, tapi karena otakku akan cosplay menjadi Einstein ketika deadline hampir tiba. Dan saat itulah aku bisa mengerjakan tugas sesulit apapun” ujarnya.
Penulis sendiri, yang masih berstatus sebagai mahasiswa ini juga merasakan energi positif dengan mengerjakan tugas di waktu-waktu sempit menjelang deadline.
Namun, tidak jarang terjadi saat kondisi pikiran sedang panik-paniknya malah jadi nggak selesai tepat waktu juga akhirnya kurangnya ilmu yang diserap pada mata kuliah tersebut. Jadi jangan ditiru ya guys..
Jangan sampai kita puas dengan nilai yang pas-pasan, karena terbatas waktu belajar dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang manfaat, ngikutin mood atau manajemen waktu yang kurang baik, membuat kita kurang maksimal dalam memberikan asupan ilmu, juga memanfaatkan kemampuan dalam diri kita.
3. Perilaku Boros di Perantauan
Bagi para mahasiswa yang berasal dari pedesaan, biasanya cukup takjub dengan gemerlap dunia perkotaan tempat belajar di perguruan tinggi.
Semua fasilitas hampir lengkap tersedia, seperti pusat perbelanjaan, café, restoran, hingga tempat wisata. Hal-hal tersebut tentunya menjadi godaan tersendiri bagi para mahasiswa perantauan yang harus menghemat uang.
Usahakan selalu berhemat, sebab terkadang sebagai mahasiswa perantau, akan ada pengeluaran tidak terduga. Seperti pembelian buku kuliah, paket data internet, hingga membayar bahan-bahan untuk praktikum yang kadang tidak di-cover UKT (Uang Kuliah Tunggal).
Apabila ingin meminimalkan pengeluaran, cobalah untuk memasak makanan sendiri dan membawa magic com atau heater dari rumah. Perlu adanya pertimbangan saat ingin membeli sesuatu.
4. Menutup Diri dari Lingkungan Sekitar, Teman dan Lebih Fokus di Kosan
Maba yang biasanya masih malu-malu, apalagi kalau di kosannya masih sepi penduduk, seakan hidup bener-bener sendiri, tapi bukan malah mencari kenalan dan memilih untuk berdiam di kosan.