Lalu apa hubungannya dengan Awet Muda?
Ketika kita bahagia, maka hormon endorphin akan diproduksi dalam tubuh meningkatkan kesehatan dan menjaganya dari rasa sakit, juga menyembuhkannya dari duka yang tengah dirasakannya, serta dapat membuat orang tersebut jadi terlihat ceria dan lebih muda dari usianya.
"Cantik itu adalah bahagia dan bahagia itu adalah cantik"Â ujar Dr. Aisyah Dahlan
Bahagia merupakan keadaan yang senang dan merasa tentram, dan bebas dari segala yang menyusahkan serta bersyukur dan suka berbagi. Jika ingin makin cantik dalam kesehariannya, kita harus menerima diri kita seutuhnya, merasa nyaman dan menerima diri dengan sehat lahir batin.
3. Menata hati dan pikiran untuk menyikapi ragam bumbu kehidupan.
Bumbu kehidupan? Ya, kehidupan pasti akan dipenuhi berbagai problematika atau bumbu-bumbu yang membuatnya jauh lebih indah, ada suka, duka, permasalahan, penyelesaian hingga berakhir kebahagiaan. Itulah hakikat kehidupan jadi menata emosi dan segala perasaan yang lain memang diperlukan.Â
“Tiap inti sel tersimpan 3 miliar informasi genetik. Hakikat manusia terukir dalam gen dan tertidur, Gen yang tertidur ini dapat dibangkitkan dengan dzikruallah. Pada saat manusia rutin melakukan aktivitas ini maka manusia dapat dengan mudah menemukan hakikat dirinya dan alam semesta. Pembuluh meridian akan peka terhadap apa yang sedang terjadi di sekitarnya.“ kata Dr. Aisyah Dahlan dalam kajiannya mengenai Gelombang SpiritualÂ
4. Menata prasangka untuk selalu positifÂ
Setiap manusia memiliki prasangka, dan akan selalu berprasangka tentang apa yang terjadi di kehidupannya. Prasangka dapat dibagi menjadi dua, prasangka baik dan prasangka buruk.Â
Pikiran dan perasaan menjadi penentu nasib diri atau disebut dengan  Law of Projection. Dapat dikatakan bahwa nasib baik merupakan hasil pikiran dan perasaan yang baik. Sukses dan baiknya masing-masing tergantung pada hasil dari konsep hidup yang mereka ciptakan.Â
Manusia senantiasa dianjurkan untuk bersikap optimis dan berharap sesuatu yang baik. Harapan akan menjadi daya tarik kuat yang mempengaruhi akal dan qalbu. Sebab, hidup dan nasib merupakan realita sekunder dari realita primer (akal dan qalbu).