Orang yang menikah terlalu awal atau di usia sangat muda, lebih mudah tertekan karena memulai kehidupan keluarga lebih awal. Namun, Johnson juga menambahkan, menunda menikah dalam waktu yang lama tidak menjamin bebas risiko.
Hasil penelitian ini menurut saya sejalan dengan pandangan milenial dan gen Z sekarang. Banyak dari mereka, termasuk saya sebelum memutuskan menikah, ingin menikmati masa muda dahulu. Menikmati hasil kerja sendiri, bersenang-senang bersama teman, membahagiakan orangtua sebelum berkomitmen lebih jauh dengan pasangan.
Usia Tepat Pernikahan Happy Minim Depresi
Mengapa menikah di usia tepat pernikahan menjadi happy dan minim depresi? Yuk, coba pikirkan!
Orang yang menikah terlalu muda, kemungkinan tidak mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka terima di kehidupan pada usia dewasa. Sehingga, sebagian dari mereka, belum siap menjalani kehidupan keluarga.
Saya tidak menyebutkan, menikah muda sebuah kesalahan. Semua orang tetap memiliki hak untuk memilih. Usia muda kalau cara berpikirnya sudah matang dan dewasa kenapa tidak?
Sayangnya, kebanyakan orang yang menikah di usia terlalu muda, tidak bisa menikmati masa mudanya. Terlalu dini memiliki anak, sehingga pada usia yang seharusnya mereka masih menikmati peralihan masa remaja menuju dewasa, sudah mendapatkan tanggung jawab yang besar.
Kita sangat paham, anak tidak hanya butuh dinafkahi secara fisik saja, tetapi juga harus dididik dan dirawat dengan baik. Ini sangat tidak mudah, saya yang menikah di usia 26 tahun saja, masih harus beradaptasi dengan tanggung jawab baru. Butuh waktu tidak sebentar, untuk saya terbiasa menjadi istri dan seorang ibu.
Menikah di usia tua atau agak terlambat, juga tetap memiliki risiko depresi. Walau tidak banyak dari mereka, yang mengalaminya menurut hasil penelitian di atas. Hal ini karena dalam kehidupan selalu ada masa transisi, dimana kita sebagai pasangan dan orangtua, akan selalu menghadapi problematika hidup.
Entah itu karena perbedaan pendapat, masalah ekonomi, hal-hal yang mungkin saja tidak kita ketahui terjadi di masa mendatang. Masalah akan selalu ada dalam kehidupan, kita yang harus menemukan solusinya dan menghadapi dengan elegan. Tidak mudah memang, terpenting kita jalani dengan senyuman!
Bagaimana menikah di usia matang, tidak membuat happy dan minim depresi? Semuanya sudah disiapkan dengan matang, sehingga keluarga makin bahagia, gak cuma soal materi saja.