Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ini Alasan Langgengnya Kekerasan di Sekolah, Darurat Pendidikan Karakter!

1 Oktober 2023   05:17 Diperbarui: 2 Oktober 2023   05:30 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, hak guru untuk memberikan reward dan hukuman pada siswa di sekolah. Sayangnya, tidak semua hukuman efektif memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa. Cobalah memberikan hukuman yang mendidik, seperti memberikan hukuman untuk membuat karya, membaca aturan sekolah, menghapal materi pelajaran jika tidak menyimak dengan baik.

Apabila siswa melakukan kekerasan, bisa juga memberikan hukuman dengan menyuruh datang ke ruang BK, memanggil orangtua untuk sama-sama membahas, memberi pengarahan dan teguran pada siswa yang bersalah. Gen Z makin kritis, guru juga harus memikirkan cara unik untuk memberikan hukuman yang mendidik siswa agar tidak mengulangi lagi kekerasan di sekolah.

Rasa takut untuk berbicara yang dialami korban kekerasan

Yang paling sulit dilakukan oleh seorang siswa setelah menjadi korban kekerasan adalah berbicara jujur mengenai yang dialami atau dirasakan. Ketakutan itu terus membuat korban kekerasan makin terpuruk, sehingga sekolah dan orangtua tidak pernah mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Ada trauma yang harus benar-benar diobati pada korban kekerasan.

Dari sepuluh kasus kekerasan, mungkin hanya satu sampai tiga kasus yang diketahui oleh guru dan sekolah. Apalagi, kondisi tindak kekerasan verbal yang sudah dianggap biasa-biasa saja oleh siswa.

Target korban kekerasan selalu yang dianggap lemah, kutu buku, siswa cupu, atau yang terlihat sangat berbeda. Mereka tidak punya kuasa untuk melawan, bisa jadi sudah takut dahulu sebelum menolak.

Anak tak paham cara mengendalikan emosi

Dalam beberapa tulisan saya menegaskan pentingnya mengajarkan anak tentang pengendalian emosi sejak dini. Ya, salah satu alasannya karena tindak kekerasan oleh siswa di sekolah yang tidak pernah usai.

Setiap anak memiliki sifat dan karakter berbeda. Ada yang memang sangat sabar, pendiam, ceria, tetapi juga ada yang punya sifat keras kepala, cepat marah, dan sulit menerima masukan. Anak yang tak paham cara mengendalikan emosi, akan sangat mudah terprovokasi. Akhirnya, mereka secara tidak sadar mulai terbiasa melakukan kekerasan pada orang lain.

Penting bagi anak mengetahui apa itu emosi, bagaimana cara mengendalikan emosi, tempat untuk menyalurkan emosi yang tepat. Yuk, kenalkan pengendalian emosi sejak dini pada anak!

Kurangnya kedekatan anak dengan orangtua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun