Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

TikTok Shop Berjaya, UMKM Merugi, Pelarangan Apakah Tepat?

21 September 2023   05:00 Diperbarui: 23 September 2023   20:34 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi TikTok I sumber : pexels.com/cottonbro studio

Saya setuju dengan pendapat Pak Sandiaga Uno, rencana pelarangan penggunaan TikTok perlu dibahas kembali. Nyatanya, persaingan harga pasar sudah lama terjadi, jauh sebelum TikTok Shop menjadi trending. Pada e-commerce lain, sesama online shop pun juga masih bersaing harga.

Regulasi pemasaran barang impor pada e-commerce yang perlu dibicarakan dengan matang. Banyak barang impor yang dijual dengan harga sangat murah, sehingga menarik pembeli. Harus ada kebijakan pasti mengenai harga yang diterapkan penjual agar tak ada perang harga lagi.

TikTok Shop merupakan e-commerce baru, wajar apabila ia masih memiliki banyak promosi berupa diskon produk, gratis ongkir yang diberikan pada pembeli. Dulu di e-commerce lain juga menggencarkan promosi yang sama.

TikTok Shop dilarang, bukan berarti orang akan berhenti membeli secara online dan beralih ke toko offline. Masih ada e-commerce lain, dan kemungkinan bisa muncul media sosial lain yang bisa jadi mirip seperti TikTok.

Sebenarnya, banyak juga pelaku UMKM yang memiliki akun TikTok Shop. Berjualan melalui e-commerce, dan menarik pelanggan dengan konten yang unik. Melakukan live streaming dan laris di pasar daring. Hanya saja, tidak semua UMKM bisa bertahan dari perubahan sistem berjualan masa kini.

Banyak yang masih menampilkan konten yang monoton, sehingga kurang menarik minat pembeli. Jadi, bukan hanya artis yang jualannya laris di TikTok Shop. Seandainya TikTok Shop dilarang, maka akan banyak juga UMKM yang kesulitan memasarkan barang dagangannya.

Kebutuhan setiap pembeli berbeda, kenyamanan setiap pembeli untuk berbelanja juga berbeda. Ada yang merasa nyaman berbelanja online, ada yang lebih nyaman datang langsung ke toko untuk melihat produk. Pelarangan TikTok Shop merupakan rencana yang kurang tepat.

Saya pernah bekerja di online shop, saya sangat mengetahui untuk membuat online shop laris manis tidak bisa dengan cepat. Butuh waktu dan upaya yang sangat keras membuat sebuah online shop yang tidak dikenal, menjadi laris di pasar daring.

Saya tidak menggunakan selebriti untuk promosi, tetapi saya berusaha membangun kepercayaan pembeli dengan terus meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kualitas pelayanan agar pembeli berdatangan.

Berkat usaha dan kerjasama semua orang yang berada di sana, online shop itu menjadi hidup. Pembeli berdatangan dengan sendirinya karena mengetahui kualitas produk yang kami jual bukan abal-abal. Yang awalnya merugi, nombok, sampai jualan kini sudah laris.

Dari yang tadinya hanya seorang customer service, saat ini saya sudah menguasai bidang marketing, admin, dan tips untuk bersaing di pasar daring. Namun, memang permasalahan yang selalu tidak bisa dihindari adalah persaingan harga yang semakin ketat. Jadi, walaupun TikTok Shop tidak ada, masalah persaingan harga akan tetap ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun