Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anak Speech Delay, Bagaimana Cara Orangtua Mengelola Emosi?

7 Juli 2023   19:24 Diperbarui: 8 Juli 2023   20:02 1973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal utama yang harus dilakukan orangtua yaitu menerima anak apapun kondisinya. Anak yang tidak pandai matematika, bisa saja pandai bahasa, atau olahraga. Anak yang memiliki keterbatasan fisik atau bahasa, bukan berarti dia tidak berharga.

Semua anak itu selalu berbeda, pertumbuhan dan perkembangannya pun berbeda. Bakat dan karakternya juga tidak akan pernah sama. Jangan pernah menganggap anak tidak bisa, semua anak berharga. Juga memiliki keistimewaannya masing-masing.

Terlambat, belum tentu tidak bisa berbicara. Jika anakmu mengalami speech delay, justru harusnya disemangati, dibantu, agar anak bisa segera berbicara.

Introspeksi diri, apakah ada yang salah pada pola pengasuhanmu, sehingga anak mengalami keterlambatan perkembangan? Bukan kesal karena perkembangan anak dianggap terlambat.

Sempatkan me time agar pikiran rileks

ilustrasi me time I sumber : pexels.com/Ron Lach
ilustrasi me time I sumber : pexels.com/Ron Lach

Ada hal yang selalu dilupakan para orangtua, terutamanya ibu-ibu. Me time, salah satu hal wajib yang harus dilakukan olehmu. Dengan me time, pikiranmu akan lebih rileks. Kalau hati nyaman, pikiran nyaman, tidak mungkin mudah tersulut emosi.

Contoh me time seperti berbelanja, pergi ke salon, bermain game, mengobrol dengan teman-teman. Meluangkan waktu untuk  melakukan hal yang kamu suka. Baik itu ayah, dan ibu, keduanya harus menyempatkan diri untuk me time.

Seorang perempuan setelah menikah, bisa jadi terlihat berbeda. Yang tadinya terlihat cantik, mungkin akan malas berdandan. Yang tadinya sabar banget, bisa jadi lebih mudah marah. Ya, karena mengurus rumah bukan sesuatu yang mudah, apalagi yang diurus manusia.

Ujian bisa datang dari mana saja, pasangan, orangtua, dan juga dari anak. Emosi juga bisa datang kapan pun.

Tidak hanya anak yang harus diajarkan untuk mengendalikan emosi, tetapi kamu juga harus pintar mengelola emosi. Hanya kamu yang bisa mengelola emosi diri sendiri, agar tidak merugikanmu sebagai orangtua, juga merugikan anakmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun