Menjadi guru dan sekaligus wali kelas Ayu disaat kelas VII, menjadi pelajaran tersendiri bagi saya dan juga semua warga sekolah. Bagaimana memperlakukan murid jika ada kondisi seperti ini. Ayu terus menjadi pantauan perhatian saya saat itu, karena kondisinya yang sering izin. Semua guru- guru juga berupaya membantu yang terbaik buat Ayu untuk terus belajar disekolah. Hingga akhirnya Ayu bisa sampai mengikuti pelaksanaan Sumatif Akhir Semester.
Alhamdulillah setelah pelaksanaan Sumatif, akhirnya tiba masa akhir tahun pembelajaran. Tiba saatnya murid-murid mendapatkan rapor dari hasil belajarnya selama semester 2. Saat itu, sosok ibu dari Ayu tidak nampak terlihat di deratan bangku yang sudah disiapkan untuk wali murid untuk pengambilan rapor.Â
Begitu saya panggil nama Ayu, sosok bapak yang duduk paling belakang berdiri dari tempat duduknya dan jalan menuju ke saya. Ternyata beliau adalah ayah Ayu. Beliau menyampaikan kalau ibu Ayu masih sakit. Memang yang saya hafal selama ini hanya wajah ibu Ayu. Namun kali ini di pengambilan rapor kenaikan kelas adalah ayahnya.
"Alhamdulillah bapak, Ayu naik kelas. Semoga Ayu terus semangat belajarnya," ucap saya.Â
"Terima kasih bu," jawab ayah Ayu dengan raut bahagia.
Yah, akhirnya saya juga ikut senang bisa mengawal Ayu hingga mencapai akhir tahun pembelajaran. Ini berkat kerjasama dari semua guru. Saya lihat Ayu juga cukup happy karena dia naik kelas. Alhamdulilah cerita Ayu di masa belajarnya dia sudah berjuang sekuat tenaga, meski tertatih tatih, dia buktikan bahwa dia bisa sampai pada garis finish dikelas VII.
Hingga liburan usai, dia memasuki kelas barunya bersama wali kelas dan guru-guru baru di jenjang kelas yang baru, yaitu kelas VIII. Menjelang beberapa minggu memasuki tahun ajaran baru, saya sudah tidak lagi mendampingi secara formal untuk Ayu, namun cerita membersamainya masih membekas jelas diingatan saya. Jejak digital di Whatsapp terkadang juga masih sering saya baca. Ah Ayu, kamu memang murid hebat dimata saya.
Suatu ketika, ada teman guru yang tiba-tiba masuk ke ruang guru dan menginformasikan bahwa ibu Ayu meninggal dunia, dan hari itu Ayu dijemput disekolah oleh tetangga dekatnya.  Ya Allah, seketika itu dada saya terasa sesak, saya menarik nafas panjang karena mendengar berita itu. Sontak saya keluar menemui Ayu yang hendak keluar gerbang sekolah untuk pulang. Aku peluk erat raganya sembari aku kuatkan jiwanya. "Ayu kamu yang kuat ya nak, ibu turut berduka cita ya Ayu," ucapku lirih kepada Ayu. Dia hanya bisa menangis sesenggukan, karena memang selama ini dia yang merawat ibunya. Dia merasakan terpukul mendengar berita ini.Â
Ah Ayu, kamu semakin istimewa di mata saya. Meski kini kebahagiaan kamu tidak lagi sesempurna yang dulu, namun ibu pastikan bahwa ibu kamu bangga memilikimu kamu nak, kita do'akan sama-sama yang terbaik untuk Almarhumah ibu kamu. Yang kuat nak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H