Mohon tunggu...
Ainy Mauliddiyah
Ainy Mauliddiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Lakukan Yang Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema

8 Oktober 2023   18:02 Diperbarui: 8 Oktober 2023   21:19 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada seorang ibu dari  salah satu murid saya yang pada hari itu mengirim pesan lewat Whatsaap, "Ibu, mohon izin hari ini anak saya tidak masuk sekolah." Lalu saya menanyakan, "Kenapa bu, Ayu (nama samaran) tidak masuk?"  

Wali murid tersebut memberikan penjelasan, "Maaf Ayu sedang menjaga saya bu, karena saya lagi sakit." begitulah penjelasan orang tuanya. Batin saya seketika meredup sedih, pikiran saya membayangkan Ayu yang sedang mendampingi ibunya. Memuncak kesedihan saya seketika. Saya mengiyakan izin Ayu tidak masuk dan mengucapkan semoga lekas sembuh untuk ibu Ayu. 

Dialog izin tidak masuk sekolah seperti ini, terkadang menghiasi pagi saya saat weekday, Beragam alasan orang tua yang diberikan saat anaknya hendak izin tidak masuk sekolah. 

Ada salah satu yang paling menyentuh hati saya, yaitu disaat Ayu izin tidak masuk sekolah lantaran harus menjaga ibunya yang sakit. Sudah sering Ayu izin, karena alasan menjaga ibunya yang sedang terbaring sakit. 

Suatu ketika, ibunya menelpon saya, untuk kali ini ibunya menyampaikan Ayu izin harus menjaga adiknya lantaran ibunya harus kontrol ke Rumah Sakit. Sontak saat itu saya berupaya untuk mendukung Ayu untuk mengutamakan sekolahnya, dan sempat mengutarakan dukungan saya tersebut saat itu juga lewat komunikasi telepon

"Ibu, mohon maaf  apakah di rumah tidak ada orang dewasa yang bisa menemani adiknya Ayu, ayahnya mungkin atau saudara ibu," tanyaku dengan nada lirih. 

"Tidak ada bu, ayahnya menemani saya dirumah sakit, terkadang kerja, ada adek saya nanti agak siang baru datang," jawab ibu Ayu. 

"Nah ibu, kalau bisa biar saudara ibu dulu nggih yang jaga adiknya Ayu kalau bisa pagi sudah datang, karena kasihan Ayu sering tidak masuk dan sudah banyak ketinggalan kegiatan pembelajarannya apalagi ini sudah menjelang sumatif akhir disemester 2 bu," pintaku dengan sedih dan bingung. 

Sisi kemanusiaan saya menggelora saat itu, tak tega jika saya harus meminta Ayu untuk masuk sekolah. Namun disisi lain disitu juga ada hak murid saya yang juga harus saya perjuangkan hak belajarnya di sekolah. Karena sudah lama dia sering tidak masuk, karena harus membantu saat Ibunya sakit dan harus jaga adik saat ibunya kontrol. 

Sebagai guru, saya merasa dilema jika di hadapkan pada kisah cerita seperti ini. Pada posisi seperti ini sebagai seorang guru kita dihadapkan pada kasus dilema etika, dimana kita sebagai pemimpin pembelajar harus bisa mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab, memiliki nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid, hal ini juga tertuang pada modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak pada materi Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebjiakan sebagai Pemimpin.

Kisah Ayu belum pada titik akhir, kisah ini masih harus terus saya perjuangkan hak murid saya untuk belajar.  Saya membangun komunikasi yang baik dengan orang tua Ayu agar anaknya terus semangat belajar. Ketika tidak masuk sekolah saya selalu menelpon Ayu untuk tanya kabarnya dan juga kabar ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun