7. Hajaria
Sekte ini pengikut dari Husein ibn Muhamad al-Najar menurut mereka iman itu adalah mengenal Allah dan rasulnya disertai ketundukan secara total kepadaNya, diikuti dengan pengajuan melalui perkataan. Semua itu merupakan satu kesatuan integral. Sementara kufur adalah menolak dari elemen-elemen di atas dan taat adalah berupa sikap kemauan melaksanakan elemen-elemen iman tersebut. menurut sekte ini iman itu dapat bertambah tetapi tidak dapat berkurang atau hilang. Sebab iman hanya akan hilang jika ia kafir.
8. Ghailaniyat.
Mereka adalah pengikut Ghailan. Iman menurut sekte ini paling tidak memiliki empat unsur. Yaitu mengenal Allah tidak dengan "telah kritis' maka ma'rifat seperti itu hasilnya bukanlah iman.Â
9.KaromiyahÂ
Sekte ini adalah pengikut dari Muhammad Ibn Karram. Menurut mereka iman adalah pengakuan dan pembenaran dengan lisian tanpa ketertiban hati. Karena itu ma'rifah dengan hati saja tanpa membenarkan dengan ketertiban secara verbal dari lisan bukanlah iman. Bagi mereka kufur terjadi bila mengingkari secara lisan. Mereka juga berpendapat bahwa kaum munafik yang hidup pada masa rasullah menurut mereka benar-benar sebagai kaum yang beriman. Pandangan ini jelas banyak ditolak orang sebab munafik adalah sebuah term ditujukan bagi seseorang yang sebenarnya kafir tetapi menyembunyikan kekafirannya dengan mengakui iman secara lisan (muqalat; 199)
Pendapat-pendapat ektrim seperti ini diuraikan diatas timbul dari pengertian bahwa perbuatan dan amal tidaklah sepenting iman yang kemudian meningkat pada pengertian bahwa hanya imanlah yang penting dan menentukan mukmin atau tidak mukmin seseorang Perbuatan tidak mempunyai pengaruh dengan iman. Letaknya iman di dalam hati. Dan apa yang ada di dalam hati seseorang tidak diketahui manusia lain. Selanjutnya perbuatan manusia tidak selamanya menggambarkan apa yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu ucapan-ucapan dan perbuatan seseorang tidak mesti mengenang arti bahwa tidak mempunyai iman, yang penting ialah iman yang di dalam hati. Dengan demikian ucapan dan perbuatan tidak merusak iman seseorang (Harun Nasution 1998;280)
Selanjutnya Harun mengungkapkan bahwa sejarah ini ada bahayanya karena dapat memperlemah ikatan- ikatan moral atau masyarakat yang besifat permissiv, masyarakat yang dapat mentoleler penyimpangan-penyimpangan dari norma- norma akhlak yang berlaku. Karna yang dipentingkan hanyalah iman norma norma akhlak bisa dipandang penting dan diabaikan oleh orang-orang yang menganut faham demikian.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H