Mohon tunggu...
Ainun Nur Baiti
Ainun Nur Baiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP

Perkenalkan, saya Ainun. Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya, program studi Ilmu Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Kondisi Terkini Afghanistan di Bawah Rezim Taliban?

27 Februari 2023   03:00 Diperbarui: 27 Februari 2023   16:41 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para petinggi Taliban di Istana Kepresidenan Afghanistan, Kabul. (15/08/2021) sumber: cnnindonesia.com

Taliban adalah kelompok militan bersenjata yang menduduki hampir seluruh wilayah Afghanistan dan hanya menyisakan 18% wilayah saja yang masih menjadi kepemilikan pemerintah Afghanistan, kelompok ini sempat "angkat kaki"  dari Afghanistan pada 2001 silam setelah digulingkan oleh pasukan AS. 

Namun baru-baru ini Taliban kembali serta secara cepat melakukan berbagai serangan kepada penduduk Afghanistan lantas menduduki satu persatu wilayah Afghanistan, hal ini juga membuat Ashraf Ghani, presiden Afghanistan melarikan diri ke luar negeri. 

Pada tulisan ini, saya akan menyampaikan opini saya mengenai Taliban, sejarah kemunculan kelompok tersebut di Afghanistan serta kondisi Afghanistan di bawah pimpinan rezim Taliban.

Sejarah kemunculan Taliban 

Taliban pada awal mulanya adalah gerakan yang didominasi oleh sekelompok orang-orang Pashtun yang beraliran sunni keras, sunni sendiri (biasa juga disebut dengan Ahlus Sunnah Wal Jamaah) merupakan cabang islam terbesar yang dianut oleh 80%-95% muslim di dunia. Gerakan ini bermula muncul di pesantren-pesantren lantas seiring dengan berjalannya waktu menjadi gerakan yang memiliki jumlah anggota besar dan secara cepat menyebarkan pengaruhnya khususnya di wilayah Afghanistan dan Pakistan.

Kelompok ini memulai gerakannya pada tahun 1990-an dan berhasil merebut Provinsi Herat pada 1995, lantas tidak perlu menunggu waktu lama tepatnya setahun kemudian Taliban berhasil merebut Kabul yang merupakan ibu kota Afghanistan.

Kedatangan mereka disambut baik oleh penduduk Afghanistan lantaran penduduk yang merasa mulai lelah dengan konflik mujahidin dan Uni Soviet. Taliban juga semakin mendapat banyak perhatian setelah dianggap sukses melakukan beberapa perubahan di tengah-tengah pemerintahan Afghanistan seperti pemberantasan korupsi, tindakan pembatasan hukum yang diambil, serta mengamankan jalur perdagangan. Namun tidak hanya itu saja yang dilakukan Taliban, kelompok ini mulai menerapkan aturan dari gerakannya yang disebut mengikuti hukum syariah yakni eksekusi di hadapan publik bagi para pelaku zina dan pembunuhan, amputasi bagi siapapun yang terbukti melakukan pencurian, serta berbagai aturan yang berujung merampas hak-hak penduduk Afghanistan.

Para perempuan dilarang mengenyam pendidikan, larangan menonton televisi serta mendengarkan musik. Bagi laki-laki diharuskan untuk menumbuhkan jenggot. Tindakan mereka tidak hanya sampai disitu, tetapi berlanjut dengan berbagai aksi anarkis yang dilakukan seperti penghancuran patung Budha Bamiyan pada 2001 yang kemudian memunculkan kemarahan Internasional.

Al-Qaeda dan runtuhnya Taliban

Taliban sempat dipukul mundur oleh AS pada 2001 setelah dituduh memberikan perlindungan kepada Al-Qaeda, jaringan teroris Internasional terbesar di bawah pimpinan Osama bin Laden lantaran menolak untuk menyerahkan Osama bin Laden kepada AS. Saat itu Al-Qaeda dianggap bertanggungjawab atas serangan mematikan yang diterima oleh AS.

Akibatnya AS melancarkan serangan di Afghanistan, beberapa pemimpin Taliban serta Osama bin Laden lolos dan ditetapkan sebagai buronan Internasional.

Meskipun telah dipukul mundur oleh AS, hal itu tidak membuat Taliban berhenti melancarkan berbagai aksinya, selama persembunyiannya Taliban kembali mengumpulkan anggota-anggota baru guna membangkitkan kembali kelompoknya. Pada 2012 Taliban melakukan penembakan pada Malala Yousafzai, pelajar yang juga salah satu aktivis HAM.

Malala ditembak saat dirinya sedang dalam perjalanan pulang sekolah, hal ini mendapat kecaman dari dunia dan serangan besar-besaran serta pembantaian kelompok ini dilakukan sehingga pengaruhnya mulai berkurang di Pakistan.

Setelah mendapatkan berbagai kejaman di Internasional, apakah Taliban menghentikan gerakannya? Bagaimana dengan rezim Taliban yang justru kembali menduduki Afghanistan?

Para petinggi Taliban di Istana Kepresidenan Afghanistan, Kabul. (15/08/2021) sumber: cnnindonesia.com
Para petinggi Taliban di Istana Kepresidenan Afghanistan, Kabul. (15/08/2021) sumber: cnnindonesia.com

Pada 2020 Taliban dan AS membuat kesepakatan dengan ditariknya pasukan militer AS asalkan Taliban setuju untuk memutuskan hubungan apapun dengan Al-Qaeda, mencegah terjadinya teroris di Afghanistan dan Taliban berjanji untuk tidak melakukan serangan terhadap AS.  Namun setelah dilakukannya perjanjian tersebut, Taliban terus merubah pola penyerangan mereka yang semula hanya pada pos-pos atau kota-kota besar menjadi menyerang masyarakat sipil Afghanistan.

Berikut wilayah Afghanistan yang berada di bawah kendali Taliban

sumber tertera pada gambar
sumber tertera pada gambar

Menanggapi kekhawatiran atas kembalinya mereka setelah dua dekade lamanya, Taliban berjanji bahwa mereka akan melakukan rezim yang berbeda dan tidak lagi merampas hak-hak penduduk Afghanistan. Namun hal ini tidak membuat rasa khawatir yang menyelimuti masyarakat Afghanistan berkurang lantaran Taliban terlihat tidak mengubah ideologi ekstrimisnya dan hanya merubah strateginya saja. 

Berbagai aksi kekerasan masih saja dilakukan oleh kelompok Taliban kepada masyarakat, janji mengenai tidak adanya perampasan hak tampaknya masih belum diimplementasikan. Baru-baru ini Taliban menahan dosen yang memprotes adanya larangan berkuliah bagi perempuan.

Ismail Mashal yang merupakan dosen jurnalisme melayangkan protes atas larangan untuk menempuh perguruan tinggi bagi perempuan yang ditetapkan oleh rezim Taliban, pria itu melakukan aksi protesnya di saluran televisi domestik dan seringkali melakukan kegiatan membagi-bagikan buku secara gratis kepada para pejalan kaki yang lewat baik perempuan maupun laki-laki. 

Hingga secara tiba-tiba Mashal dipukuli dan ditahan oleh otoritas Taliban karena kegiatannya tersebut. Hal ini jelas sekali memberikan gambaran bahwa masih ada ketakutan yang membelenggu Afghanistan dengan kembalinya rezim Taliban.

Lantas apa yang dapat dilakukan agar penduduk Afghanistan merasa aman dengan pemerintahan mereka saat ini?

Mengingat masa kelam yang telah dilalui oleh penduduk Afghanistan dengan konflik berpuluh tahun, dengan munculnya Taliban yang berencana mengambill-alih pemerintahan Afghanistan secara sepenuhnya tentu menciptakan chaos yang tidak dapat dihindari pada kedua belah pihak.

Menilik dari segitiga kekerasan (Galtung's Violence Triangle), tindakan Taliban terhadap penduduk Afghanistan dapat digolongkan sebagai kekerasan struktural dan kekerasan langsung lantaran memberikan dampak signifikan pada ruang politik serta ekonomi dan juga berdampak pada warga sipil itu sendiri, dalam hal ini mungkin untuk penyelesaiannya dapat menggunakan transdence dengan perlu diadakannya diskusi dengan perwakilan penduduk Afghanistan yang merasa belum dapat menerima hadirnya Taliban. 

Diskusi tersebut juga dapat dilakukan untuk membahas aturan-aturan yang akan diterapkan oleh Taliban kepada penduduk Afghanistan, karena janji-janji serta aturan yang saat ini dikeluarkan oleh Taliban terkesan masih abu-abu dan masih banyak ditemukannya perampasan HAM atas dasar hukum syariah. Untuk mencapai perdamaian tentu saja harus melibatkan dua pihak, baik dari pihak penduduk Afghanistan itu sendiri serta dari pihak Taliban. 

Mengingat tujuan Taliban yaitu untuk membentuk negara Afghanistan menjadi negara islam yang sesuai dengan interpretasi muslim salafi alih-alih menggunakan kekerasan, Taliban dapat lebih hangat dalam menghadapi kontra yang terjadi sesuai dengan ajaran islam. Kedua belah pihak dapat mencapai suatu kesepakatan dengan diadakannya perundingan, saling memberikan penawaran yang berisi poin-poin yang tidak merugikan penduduk Afghanistan maupun Taliban.

Kendati diperlukan waktu yang tidak sebentar, hal ini layak untuk dilakukan sebagai pertimbangan sehingga rezim Taliban yang menguasai Afghanistan dapat benar-benar memberikan keamanan serta kedamaian yang sudah lama diimpikan oleh penduduk Afghanistan. 

Nama                        : Ainun Nur Baiti

NIM                           : 07041282227114

Dosen pengampu : Nur Aslamiah Supli, BIAM, M.Sc

sumber yang dipakai :

Siapakah Taliban? Sejarah kelompok yang kini menguasai kembali Afghanistan. (2021). Diakses pada 27 Februari 2023 dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-5820020

Apa Tujuan Taliban Menguasai Afghanistan. (2021). Diakses pada 7 Februari 2023 dari https://detik.com/internasional/d-5686343


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun