Mohon tunggu...
Ainis OktaAwaliyah
Ainis OktaAwaliyah Mohon Tunggu... Guru - INI IBU GURU

Haloo Saya Adalah Seorang Remaja Indonesia Yang Bersiap Mengabdikan Diri Untuk Masyarakat Memberikan Informasi Dan Memberikan Edukasi Untuk Masa Depan Bangsa , Jangan Lupa Update Terus Blogg Saya BERKATA LEWAT TULISAN MEMBERI INSPIRASI LEWAT TULISAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Felling Disaster Victim Bencana Alam Tsunami

24 September 2023   07:08 Diperbarui: 26 September 2023   10:03 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

@pameran museum/Dok Pribadi
@pameran museum/Dok Pribadi

Hyperarousal mewakili ekspektasi ketakutan yang terus-menerus sejak saat itu sistem perlindungan diri nampaknya selalu dalam keadaan siaga permanen terhadap respon bahaya yang tiba-tiba.

Para penyintas trauma biasanya mengalami emosi yang intens meskipun dalam keadaan yang tidak baik ingatan yang tidak jelas tentang peristiwa tersebut. Korban PTSD kemudian akan membutuhkan waktu lebih lama untuk tidur, menjadi lebih responsif terhadap kebisingan dan mudah terbangun di malam hari. 

Berbagai gejala dan respons yang mungkin dialami individu ketika menangani trauma. Dimulai dengan menjelaskan konsep intrusi yang melibatkan mengalami kembali peristiwa traumatis tersebut. 

Gejala ini bermanifestasi dalam berbagai cara, sepertikilas balik, mimpi buruk, dan kenangan menyedihkan yang muncul kembali tanpa disengaja. Kapan sesuatu memicu pengingat akan peristiwa traumatis yang mungkin dirasakan orang tersebut diliputi emosi dan kesusahan. 

@pameran museum/Dok Pribadi
@pameran museum/Dok Pribadi

Aspek berikutnya yang disebutkan adalah penyempitan,yang menggambarkan respons mati rasa yang mungkin dilakukan individu sebagai upaya mengatasi mekanisme. Respons yang mematikan ini dapat menyebabkan kurangnya respons terhadap hal tersebut lingkungan dan emosi mereka. Untuk menghindari teringat akan hal yang traumatis. 

Kehadiran dukungan sosial pasca trauma sangatlah penting.Sistem pendukung yang kuat dapat membantu individu mengatasi trauma dengan lebih efektif dan membantu dalam proses pemulihan mereka. 

Memiliki individu yang pengertian dan empati di sekitar dapat memberikan kenyamanan dan bantuan dalam menghadapi tantangan yang timbul akibat trauma Sebagai kesimpulan, paragraf ini menyoroti sifat kompleks dan beragam dari trauma trauma. 

Intrusi dan penyempitan mewakili dua kategori gejala utama, namun keduanya dapat bermanifestasi secara berbeda pada individu. Tingkat keparahan trauma tergantung pada berbagai hal faktor, termasuk sifat peristiwa traumatis, keterlibatan pribadi, dan ketersediaan dukungan sosial. 

@pameran museum/Dok pribadi
@pameran museum/Dok pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun