Hyperarousal mewakili ekspektasi ketakutan yang terus-menerus sejak saat itu sistem perlindungan diri nampaknya selalu dalam keadaan siaga permanen terhadap respon bahaya yang tiba-tiba.
Para penyintas trauma biasanya mengalami emosi yang intens meskipun dalam keadaan yang tidak baik ingatan yang tidak jelas tentang peristiwa tersebut. Korban PTSD kemudian akan membutuhkan waktu lebih lama untuk tidur, menjadi lebih responsif terhadap kebisingan dan mudah terbangun di malam hari.Â
Berbagai gejala dan respons yang mungkin dialami individu ketika menangani trauma. Dimulai dengan menjelaskan konsep intrusi yang melibatkan mengalami kembali peristiwa traumatis tersebut.Â
Gejala ini bermanifestasi dalam berbagai cara, sepertikilas balik, mimpi buruk, dan kenangan menyedihkan yang muncul kembali tanpa disengaja. Kapan sesuatu memicu pengingat akan peristiwa traumatis yang mungkin dirasakan orang tersebut diliputi emosi dan kesusahan.Â
Aspek berikutnya yang disebutkan adalah penyempitan,yang menggambarkan respons mati rasa yang mungkin dilakukan individu sebagai upaya mengatasi mekanisme. Respons yang mematikan ini dapat menyebabkan kurangnya respons terhadap hal tersebut lingkungan dan emosi mereka. Untuk menghindari teringat akan hal yang traumatis.Â
Kehadiran dukungan sosial pasca trauma sangatlah penting.Sistem pendukung yang kuat dapat membantu individu mengatasi trauma dengan lebih efektif dan membantu dalam proses pemulihan mereka.Â
Memiliki individu yang pengertian dan empati di sekitar dapat memberikan kenyamanan dan bantuan dalam menghadapi tantangan yang timbul akibat trauma Sebagai kesimpulan, paragraf ini menyoroti sifat kompleks dan beragam dari trauma trauma.Â
Intrusi dan penyempitan mewakili dua kategori gejala utama, namun keduanya dapat bermanifestasi secara berbeda pada individu. Tingkat keparahan trauma tergantung pada berbagai hal faktor, termasuk sifat peristiwa traumatis, keterlibatan pribadi, dan ketersediaan dukungan sosial.Â