Mohon tunggu...
Ainis OktaAwaliyah
Ainis OktaAwaliyah Mohon Tunggu... Guru - INI IBU GURU

Haloo Saya Adalah Seorang Remaja Indonesia Yang Bersiap Mengabdikan Diri Untuk Masyarakat Memberikan Informasi Dan Memberikan Edukasi Untuk Masa Depan Bangsa , Jangan Lupa Update Terus Blogg Saya BERKATA LEWAT TULISAN MEMBERI INSPIRASI LEWAT TULISAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Felling Disaster Victim Bencana Alam Tsunami

24 September 2023   07:08 Diperbarui: 26 September 2023   10:03 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara historis, smong merupakan kearifan lokal dari rangkaian pengalaman masyarakat simeulue pada masa lalu terhadap bencama gempa dan tsunami, masyarakat adat setempat menceritakan cerita smong turun temurun dari generasi ke generasi melalui nafi-nafi atau budaya lokal masyarakat simeulue berupa adat tutur atau cerita yang berisikan nasihat atau petuah kehidupan, termasuk smong. 

Para tetua dan tokoh adat menyampaikan nafi-nafi kepada kaum muda untuk menjadi pembelajaran. Bencana tsunami dahsyat yang menimpa aceh pada tahun 2004 lalu, boleh dikatakan sebagai  challenge tersendiri bagi masyarakat simeulue. 

Tantangan terhadap kearifan lokal dan adat tutur yang di wariskan dapat berhasil dilalui. Gempa hebat dan luapan air laut menyapu ribuan rumah penduduk, namun masyarakat selamat. Hanya saja 7 orang yang meninggal dunia. Smong membuat seluruh dunia berdecak kagum. Semua orang mulai bertanya-tanya tentang smong. 

Smong mulai didiskusikan diseminarkan dan di pelajari. Masyarakat dunia khususnya indonesia mulai mempelajari smong sebagai salah satu cara untuk mitigasi bencana tsunami. Kini media penyampaian smong pun mulai bertambah, kini smong juga di ceritakan melalui nanga-nanga dan kesenian nandong masyarakat simeulue.

@pameran museum/Dok Pribadi
@pameran museum/Dok Pribadi

Seseorang dapat dikatakan mempunyai resiliensi apabila ia mampu segera beralih kondisi pra trauma, bahkan resisten  terhadap berbagai trauma peristiwa kehidupan. Sebaiknya, mereka yang tidak memiliki ketahanan cenderung mudah putus asa dan stres, terutama dalam mengatasi suatu masalah. Hal ini disebabkan oleh mereka yang memiliki kemampuan gagal untuk  move on  dan kurangnya percaya diri untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2007) mmengungkapkan bahwa agama memeng tidak bisa dipisahkan dari manusia dalam kehidupan.  Di tengah ketidakpastian dan ketakutan pasca bencana, agama sering kali menjadi penyebab sumber dukungan dan kekuatan bagi para korban. 

Agama memainkan peran sentral dalam kehidupan masyarakattinggal di wilayah Aceh yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Keyakinan dan praktik agama berperan sangat penting dalam membantu korban mengatasi trauma dan menemukan makna dalam penderitaan mereka.

@pameran museum/Dok Pribadi
@pameran museum/Dok Pribadi

Namun, meskipun agama mempunyai peran penting dalam pemulihan pasca bencana, masih terbatasnya pemahaman tentang bagaimana agama berperan dalam membantu bencanakorban mengatasi trauma. Bahkan, dampak pasca bencana mengakibatkan ribuan orang, termasuk anak-anak dan remaja menderita berbagai masalah fisik dan mental. 

Sebuah studi oleh Huzzif dan Ronan menunjukkan bahwa dampak bencana alam seringkali lebih dari sekedar kisaran tingkat stres dan depresi. Penting untuk diketahui bahwa bencana alam juga merupakan jenis bencana yang besartrauma psikotik yang membuat orang-orang yang mengalami peristiwa mengerikan itu mungkin merasa dan bertindak seolah-olah sistem saraf mereka telah terlepas dari kehidupan mereka saat ini. Secara keseluruhan, Gejala utama PTSD terbagi dalam tiga kelompok, yaitu hyperarousal, intrusion dan penyempitan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun