Pada saat ini era revolusi sudah mencapai pada tahapan revolusi industry 4.0 (Heliany, 2019). Revolusi tersebut menekankan pentingnya teknologi digital yang diterapkan pada kehidupan. Transformasi era ini makin dapat dirasakan oleh berbagai aspek bidang tidak terkecuali, ekonomi.Â
Salah satu penerapan dari revolusi industry 4.0 pada bidang perekonomian yaitu dengan adanya digitalisasi pada Unit Usaha Mikro dan Menengah (UMKM).Â
Perkembangan ekonomi digital memuculkan model model-model bisnis baru yang dapat meningkatkan kebutuhan pelanggan maupun inovasi dari pelaku UMKM.
Unit Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) merupakan suatu perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh individu atau sekelompok kecil orang dengan jumlah pendapatan dan kekayaan tertentu (Sarwono, 2015). Jumlah UMKM di Indonesia saat ini mencapai 14,5 Juta dan diprediksikan akan terus bertambah seiring dengan berjalannnya waktu (Mainake, 2022).Â
UMKM dinilai berperan penting untuk menjadi tonggak ekonomi di sebagian besar negara, tidak terkecuali Indonesia. UMKM berperan dalam memberikan pelayanan ekonomi yang komprehensif kepada masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencapai stabilitas nasional dalam proses keadilan dan peningkatan pendapatan masyarakat.Â
UMKM di Indonesia sering dikaitkan dengan masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti kemiskinan yang tinggi, distribusi pendapatan yang tidak merata, proses pembangunan yang tidak merata antara perkotaan dan pedesaan, dan masalah urbanisasi.
UMKM terbukti mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional dikarenakan memiliki populasi pelaku dominan sebesar 99,9% dan juga dibuktikan dengan menghasilkan PDB sebesar 59.08% atau sebesar Rp.4.869,57 Triliun dengan laju pertumbuhan sebesar 6,4% pertahun serta menyumbang volume ekspor mencapai 14,06% atau Rp.166,63 Triliun dari total ekspor nasional. UMKM juga mengurangi ketergantungan pada komponen impor dengan memanfaatkan bahan baku dan sumber daya local yang mudah ditemukan dan tersedia di sekitar sehingga menghemat devisa.
Karesidenan Surakarta atau biasa disebut dengan Wilayah Solo Raya merupakan wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang mencakup 1 kotamadya yaitu Kota Surakarta dan 6 kabupaten yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo.Â
Solo Raya merupakan salah satu wilayah dengan jumlah UMKM terbanyak di Indonesia yaitu pada tahun 2022 sebanyak 28.596 UMKM. Mayoritas UMKM terbanyak berada di Kota Surakarta yaitu sebanyak 17.965 UMKM. UMKM di Kota Surakarta mayoritas didominasi oleh sektor handicraft atau kerajinan yaitu sebesar 15,2%.
Dari sebagian besar UMKM di Kota Surakarta sebagian besar belum melakukan digitalisasi (Nurmadi Harsa Sumarta, 2021). Digitalisasi yang dimaksud adalah digitalisasi dalam bidang pemasaran, pengelolaan modal, pengelolaan pendapatan, transaksi, dan juga aktivitas keuangan lainnya. Hal tersebut terjadi karena pelaku UMKM tersebut belum menguasai teknologi dan juga karena terkendala permodalan.
Digitalisasi sangat erat kaitannya dengan penerapan teknologi Pada era saat ini teknologi sudah merupakan suatu kebutuhan pada kehidupan. Termasuk digitalisasi UMKM. Solo Technopark merupakan sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Pemerintah Kota Surakarta.Â
Solo Technopar merupakan kawasan terpadu dunia industri, perguruan tinggi, riset dan teknologi serta kewirausahaan berbasis teknologi dan inovasi bagi industri kecil menengah dalam rangka peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah. Peran media mensupport semua aktivitas di Solo Technopark tersebut.Â
Dari uraian yang telah dijabarkan diatas salah satu fungsi dari Solo Technopark adalah meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah melalui inovasi dari industri kecil dan menengah. Salah satunya adalah melalui digitalisasi UMKM.
Digitalisasi UMKM yang dilakukan di Solo Technopark berupa pelatihan digitalisasi UMKM, inkubasi UMKM, dan juga beberapa lomba. Hal tersebut dikerjakan dengan bekerjasama dengan beberapa perusahaan di luar Solo Technopark.Â
Beberapa mitra yang bekerjasama di Solo Technopark yaitu Bank Mandiri, Bukalapak, dan juga Tokopedia. Kerjasama tersebut dilakukan dengan mengadakan pelatihan digitalisasi UMKM sebagai upaya untuk meningkatkan omzet dan pendapatan sehingga akan terjadi penetrasi pasar UMKM. Proyek yang dilaksanakan adalah :
- Mini Talkshow "Be A Creative Content Creator" Mandiri Digipreneur Hub x Solo Technopark.
Content Creator atau biasa disebut dengan pembuat konten merupakan salah satu dari pelaku digitalisasi usaha termasuk UMKM. Ketika suatu UMKM melakukan pemasaran produk pada e-commerce dan media sosial maka diperlukan konten yang menarik agar produk yang ditawarkan memiliki banyak pembeli (Bachtiar, 2020).
Oleh karena itu, diperlukan pembuat konten yang kreatif dan mampu menarik pasar. Bank Mandiri dan Solo Technopark melakukan kolaborasi untuk membuat proyek mini talkshow yang berjudul "Be A Creative Content Creator". Mini Talkshow tersebut ditargetkan untuk kalangan mahasiswa dan pelaku UMKM. Acara dilaksanakan pada tanggal 26 April 2022 dan dihadiri oleh kurang lebih 100 orang partisipan dengan pembicara dari salah satu konten creator dari Kota Solo yang
- Pelatihan Digitalisasi UMKM Kerjasama Antara Solo Technopark dan Bukalapak
Pelatihan digitalisasi yang diselenggarakan melalui kolaborasi kerjasama antara Solo Technopark dengan Bukalapak merupakan salah satu solusi pendukung untuk memajukan UMKM di Wilayah Solo Raya. Pelatihan ini berfokus pada beberapa komponen digitalisasi untuk UMKM.Seperti digitalisasi pemasaran, fitur pengiriman uang, serta pembuatan konten yang menarik.
Digitalisasi pemasaran mulai dilakukan semenjak munculnya berbagai aplikasi e-commerce dan juga media sosial. Proses tersebut merupakan salah satu dampak dari revolusi industry 4.0 yang menekankan aktivitas manusia pada teknologi digital. Selain mudah digitalisasi pemasaran juga dapat menghemat biaya dikarenakan tidak membutuhkan lapak tempat berjualan. Pedagang dapat memasarkannya melalui aplikasi e-commerce dan juga media sosial dengan cara mengunggah produk mereka pada aplikasi tersebut.
Dalam memasarkan produk UMKM ke aplikasi e-commerce dan media sosial diperlukan suatu konten atau bahan yang menarik agar produk dapat diminati oleh target pasar.Â
Pembuatan konten yang menarik membutuhkan ide dan kesesuaian antara produk dengan bahan konten. Pelaku UMKM dapat melakukan inovasi dalam pembuatan konten tersebut dan juga sangat dibutuhkan kreativitas. Selain pemasaran secara digital, dalam pengelolaan keuangan UMKM juga dapat dilakukan secara digital yaitu dengan melakukan transaksi melalui aplikasi digital. Salah satunya dengan fitur kirim uang dan juga pembayaran digital.
Pelatihan tersebut telah dilaksanakan sebanyak 4 kali dengan pembicara dari Bukalapak. Pada setiap sesi seminar peserta yang hadir kurang lebih 50 peserta yang didominasi oleh pelaku UMKM. Tema seminar pada sesi pertama yaitu "Cermat, Hemat, Dari Sampah jadi Rupiah" tema yang kedua yaitu "Saatnya Usahamu Go Digital", tema yang ketiga "Konten Hebat, Untung Berlipat.", dan tema pada sesi keempat adalah "Mulai Usaha Pakai Fitur Kirim Uang". Sasaran dari pelatihan ini adalah dari pelaku UMKM yang ingin belajar mengenai digitalisasi usaha.Â
- Inisiasi Program Inkubasi Tahunan Solo Techopark yaitu Solocorn dan SMESKA
Solo Technopark merupakan salah satu pusat inkubasi UMKM di Indonesia. Inkubasi UMKM adalah proses pengembangan usaha kecil dan/atau pengembangan produk baru yang dilakukan oleh inkubator usaha sehubungan dengan penyediaan sarana dan prasarana usaha, pengembangan dan pengelolaan usaha, serta dukungan teknis (Marzaman dkk, 2020). Inkubasi UMKM atau Bisnis di Solo Technopark Bernama Solocorn dan juga SMESKA. Solocorn merupakan inkubasi untuk UMKM yang sudah menggunakan sarana digital sedangkan SMESKA merupakan inkubasi untuk UMKM yang belum menggunakan sarana digital.
- Program tersebut dilakukan selama 3-4 bulan tidak termasuk proses inisiasi. Pada tahun ini program tersebut dimulai pada Bulan Agustus dan diprediksikan akan berakhir pada Bulan Desember.Â
- Kelas Pelatihan Reguler UMKM Kolaborasi Antara Solo Technopark dengan Mandiri Digital Center
Kelas pelatihan reguler UMKM kolaborasi antara Solo Technopark dan Mandiri Digital Center ini merupakan program lanjutan dari mini talkshow yang berjudul "Be A Creative Content Creator" yang ternyata mendapat antusiasme yang baik dari peserta. Pelatihan reguler ini berfokus pada bidang pemasaran digital untuk UMKM. Pelatihan ini memiliki tema yang berbeda setiap bulannya dan dilakukan sebanyak 3 sesi pada setiap bulannya.
Pelatihan tersebut ditargetkan untuk pelaku UMKM dan juga masyarakat umum. Pelaksanaan telah dilakukan pada bulan Juni dan juga Bulan Juli. Pelatihan pertama pada 8 Juni 2022 - 29 Juni 2022 Â mengusung tema "Lompatan Omset dengan Tiktok Shop" yang mana para pelaku UMKM diajak untuk memanfaatkan sosial media Tiktok untuk meningkatkan omset penjualannya dan dapat menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat. Lalu pelatihan kedua pada 13 Juli 2022 - 27 Juli 2022 mengusung tema "Kreatif dalam Membuat Konten di Sosial Media" yang mana para pelaku UMKM diajari untuk dapat mengelola akun bisnis sosial media mereka agar lebih menarik dan tertata sehingga meningkatkan minat masyarakat untuk membeli produk mereka.
Pelatihan Next Young Entrepreneur Kolaborasi Antara Universitas Slamet Riyadi dan Solo Technopark.
Bentuk kolaborasi kerjasama antara Solo Technopark dan UNISRI yaitu Program Pelatihan Kewirausahaan Bagi Mahasiswa. Program tersebut dinamakan "Next Young Entrepreneur". Program ini merupakan program pelatihan yang dirancang untuk mendukung penguatan nilai dan kemampuan kewirausahaan mahasiswa UNISRI. Program ini juga merupakan pembentukan ekosistem bisnis mahasiswa untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan bisnis di Indonesia.
Program Next Young Entrepreneur menjadi wadah dan menjembatani mahasiswa untuk menyalurkan ide bisnisnya menjadi bisnisplan yang nantinya bisa diimplementasikan dan dipresentasikan. Perencanaan bisnis yang dibuat mahasiswa diharapkan bisa dilanjutkan melalui program inkubasi bisnis Smeska atau SMEs Surakarta di Solo Technopark.
Program yang dilaksanakan oleh Solo Technopark tersebut dilaksanakan untuk dapat meningkatkan kesadaran digitalisasi bisnis terutama untuk pelaku UMKM maupun masyarakat umum. Hal tersebut dibuktikan dari beberapa UMKM di Kota Solo yang sudah mampu melakukan bisnisnya secara digital dan mandiri. Pelaksanaan digitalisasi tersebut dapat meningkatkan penjualan sehingga omzet dan pendapatannya akan meningkat akibatnya tingkat penetrasi pasar pun juga dapat meningkat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H