Mohon tunggu...
Aini Farida
Aini Farida Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Hidup adalah pengabdian. Berusaha ikhlas untuk mendapat ridho Ilahi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seberapa Efektifkah Program Sarapan Bergizi Gratis di Terapkan di Sekolah?

9 Juni 2024   19:34 Diperbarui: 9 Juni 2024   20:03 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panduan makan gisi seimbnag "isi piringku"  dari Kemenkes RI (sumber: Parapuan.co)

Program sarapan bergizi gratis sebenarnya sangat bagus diterapkan di sekolah. Dengan demikian dapat dipastikan anak sekolah sarapan pagi dengan memenuhi standar gizi. Namun apakah makan bergizi hanya diterapkan pada pagi hari? Kemudian  bagaimana penerapannya di dalam keluarga? Banyak pertanyaan  yang memerlukan pemecahan. 

Penerapan pembiasan jadwal makan yang teratur dan memenuhi standar gizi harus dipolakan dalam keluarga.  Dengan pemberian sarapan pagi di sekolah, seakan terputus mata rantai sehingga tidak berlanjut di rumah. Kondisi orang tua yang tidak memahami  keperluan gizi akan berprinsip "yang penting kenyang"  

Penanaman pembiasaan sarapan pagi harus di lakukan di keluarga karena tugas meracik menu makanan harian adalah orang tua. Dalam hal ini sosialisasi bisa dilakukan dimana saja misalnya di lingkungan RT, di sekolah melalui pertemuan wali murid dan sebagainya. 

Berdasarkan hasil pemantauan yang saya lakukan terhadap siswa di sekolah bahkan para pendidikan dan tenaga kependidikan ada beberapa alasan mengapa tidak sarapan pagi di rumah yaitu:

  1. Tidak terbiasa sehingga jika makan terlalu pagi lambung tidak bisa melakukan penerimaan sehingga selera makan hilang.

  2. Orang tua tidak menyediakan menu makan pagi, sehingga cukup memberikan uang saku. Namun kondisi ini tidak bisa dipantau makanan apa yang dibelanjakan oleh anak.

Kunci pemecahan masalah adalah bentuk kedisiplinan. Pengaturan pola makan dan waktu makan merupakan salah satu bentuk hidup disiplin. Bukankah didalam  kurikulum merdeka  yang saat ini diterapkan, bukan hanya produk namun bagaimana sesuatu harus berproses sehingga terbentuk sikap yang positif.

Perlukah sarapan pagi di tanggung pemerintah? 

Masalah di bidang pendidikan sampai saat ini masih belum kelar. Mutu pendidikan Indonesia masih rendah berdasarkan data yang dilansir laman worldtop20.org. Indonesia menempati urutan ke 67 dari 203 di kuartal pertama tahun 2023. Banyak  faktor penyebab  diantaranya kualitas guru dan tenaga kependidikan, keterbatasan sumberdaya, pemenuhan sarana prasarana, sosial   ekonomi dan sebagainya.

Berdasarkan kompleksitas permasalahan maka kita bisa melihat bahwa pastinya lembaga pendidikan yang terletak di perkotaan akan mudah mendapatkan berbagai akses dan sumber daya yang mendukung sehingga disinilah akan terjadi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. 

Dengan demikian pemberian sarapan bergizi gratis pun bisa diberikan dengan melihat kondisi masyarakat dimana lembaga pendidikan tersebut berada. Kemudian hal yang harus dipertimbangkan adalah apakah program tersebut sangat mendesak sehingga wajib dilaksanakan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun