Mohon tunggu...
Ainag Al Ghaniyu
Ainag Al Ghaniyu Mohon Tunggu... Buruh - a jannah seeker

Writing for healing

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mereka yang Menunjukkan Jalan

22 Januari 2022   09:39 Diperbarui: 22 Januari 2022   10:17 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tak hanya sekadar nyeletuk sambil lalu, bahkan mengece, tapi beberapa kawan betulan sibuk memberi arahan.

"Kamu naik ini aja dari situ, berhenti di sana, terus lanjut naik itu."

Dasarnya saya benar-benar buta jalur transportasi, jenis moda, nama jalan dan area di Jakarta, penjelasan yang saya terima hanya membuat tambah bingung.

Masih mengkeret lah. Apalagi antar jemput gratisan lumayan menghemat uang saku yang pas-pasan.

Selama berbulan-bulan awal diterima sebagai PNS, kami belum mendapatkan gaji atau uang saku apapun. Terpaksa makan tabungan, nodong orang tua, atau minta suami jadi solusi.

1-2 kawan akhirnya berbesar hati menjadi penunjuk jalan. Mulai menemani saya menunggu angkutan umum yang harus oper berganti-ganti, di titik-titik perhentian. Berada dalam angkutan yang sama, sembari menjelaskan bangunan penting dan jalan yang kami lalui.

Udah kayak berwisata tur kota sungguhan!

Teman-teman ini memastikan saya sampai di ujung jalan masuk menuju kompleks perumahan yang saya tinggali saat itu. Menjamin saya tidak nyasar atau bertanya-tanya.

Menunjukkan dan berkali-kali mengingatkan, untuk hanya menghentikan metromini/bus kota/kopaja atau angkot lin/jurusan tertentu, yang ditandai dengan huruf dan angka serta nama jurusan.

Tahun 2003, teknologi internet, google maps, belum berkembang sebagaimana masa kini. Kamu hanya bisa mengandalkan ingatan, papan petunjuk, atau bertanya pada penumpang lain. Juga pada sopir dan kondektur tentunya.

Kawan-kawan inilah penunjuk jalan dalam konteks harfiah. Tak hanya sekali dua kali mereka menemani. Selain karena memang pulangnya searah, mereka meluangkan waktu yang sudah padat dan lelah demi teman barunya dari kampung tidak gentar merambah jalanan ibukota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun