Mohon tunggu...
Ailsa A
Ailsa A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan HI UPN 'Veteran' Yogyakarta

Jurusan Hubungan Internasional Angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Erat Indonesia-Cina: Hasil Kebijakan Politik Luar Negeri Era Pemerintahan Jokowi

3 Desember 2023   17:39 Diperbarui: 3 Desember 2023   18:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, Cina juga berhasil di aspek teknologi dengan mengirimkan pesawat luar angkasa ke bulan dan berupaya untuk memangkas emisi gas rumah kaca di wilayah Cina. Cina pun sudah mengalahkan Amerika Serikat dalam aspek Angkatan Laut dari segi jumlah kapal perang, yakni 360 milik Cina dan 297 milik Amerika Serikat (Berdasarkan data dari Kantor Intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat).

Alasan Kerjasama Indonesia-Cina Pada Masa Pemerintahan Jokowi

Menurut pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, Indonesia akan memilih jalur yang untuk bangsa dan menjaga persahabatan antar negara. Selain itu, juga menambahkan kalau Indonesia harus cermat dalam menentukan sikap yang bebas dan aktif. 

Dalam sikap bebas dan aktif, Indonesia dalam mengambil manfaat dari hubungan dalam berbagai aspek seperti ekonomi, pendidikan, dan sebagainya dengan Amerika Serikat maupun Cina. Menurut berbagai pengamat hubungan internasional menyatakan bahwa Indonesia lebih dekat secara pertahanan dan keamanan dengan Amerika Serikat dan secara ekonomi dengan Cina. 

Namun, sesuai dengan prinsip 'diplomasi membumi', Indonesia akan melakukan hubungan kerjasama dengan negara-negara yang dapat menguntungkan dan mewujudkan kepentingan negara, khususnya pada bidang ekonomi. Cina di bawah pemerintahan Xi Jinping seringkali terlihat membuka diri dan bekerja sama dengan negara lain, khususnya di kawasan Asia dimana Cina memiliki pengaruh yang besar. 

Pada masa pemerintahan Jokowi, dapat dilihat bahwa pengaruh Cina di Indonesia sangat besar terutama pada periode kedua Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia, hal ini dapat terlihat dengan berbagai proyek dan kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dengan Cina. Indonesia dalam hal ini menganggap bahwa kerjasama bersama Cina dapat menguntungkan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia, terutama pada bidang ekonomi yang diutamakan pada masa pemerintahan Jokowi.

Proyek dan Kerjasama Yang Dilaksanakan Pada Masa Pemerintahan Jokowi

Kerjasama Indonesia-China terlihat dampaknya di masyarakat melalui berbagai hasil kerjasama dan proyek lainnya. Seperti ketika seluruh negara, termasuk Indonesia, terkena dampak virus covid-19 tindakan sekuritisasi dibutuhkan untuk mengatasi dampak dari virus tersebut. Salah satunya adalah dengan menyediakan vaksin untuk menangkal virus covid-19. Indonesia sebagai negara berkembang dan tidak memiliki fasilitas teknologi yang begitu canggih harus meminta bantuan kepada negara lain. 

Diplomasi vaksin di sini merupakan tindakan yang esensial dalam upaya pemberantasan penyebaran covid-19. Negara yang menjadi pemasok alat kesehatan dan vaksin untuk Indonesia pada masa awal pandemi adalah Cina. Pada bulan November 2020 tercatat bahwa ada 5,63 triliun nilai impor alat kesehatan yang berasal dari Cina masuk ke Indonesia. Kemudahan akses distribusi serta ketersediaan pasokan dari Cina yang dapat mencukupi permintaan pasar Indonesia membuat Cina sebagai mitra penting bagi Indonesia selama masa pandemi.

Selain diplomasi vaksin Indonesia-Cina, kerjasama yang dilakukan adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek tersebut dioperasikan di bawah naungan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) yang merupakan suatu perusahaan patungan antara Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan China Railway International Company Limited melalui Beijing Yawan HSR Company Limited. 

Proposal pembuatan kereta cepat di Indonesia pernah ditawarkan oleh Jepang namun Cina yang diterima. Penawaran pembangunan proyek dari China tanpa APBN dan jaminan pemerintah membuat pemerintah Indonesia menerima tawaran Cina dibandingkan Jepang yang meminta jaminan dari pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, terbentuknya kesepakatan untuk joint venture antara Kementerian BUMN Indonesia dan BUMN China. Hingga pada 2 Oktober 2023, Kereta Cepat Jakarta-Bandung secara resmi bisa dioperasikan dan dinamai menjadi Kereta Whoosh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun